Ahad 28 Dec 2014 18:15 WIB

Perekonomian Rusia Diperkirakan Merosot pada 2015

Rep: C78/ Red: Erdy Nasrul
Istana Kremlin, Moskow, Rusia.
Foto: MASHABLE
Istana Kremlin, Moskow, Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW—Rusia diperkirakan mengalami penurunan tingkat perekonomian pada 2015. Selain itu, di tahun depan kemungkinan juga akan mengalami defisit anggaran sebesar tiga persen. “Perekonomian akan mengalami kontraksi empat persen dengan asumsi harga minyak pada sekitar 60 dolar AS per barel,” kata Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov pada Jumat (26/12).

Perkiraan tersebut, lanjut dia, berdasarkan acuan neraca pembayaran. Dia mengharapkan nilai tukar Rubel menjadi sekitar 51 Rubel per dolar AS. Atas situasi tersebut, pemerintah harus lebih banyak memotong biaya atau memanfaatkan cadangan. Meskipun, lanjut dia, rencana memotong belanja hingga 10 persen pun diperkirakan masih belum cukup.

Sebelumnya, Rusia mengalami krisis ekonomi besar-besaran secara menyeluruh dengan runtuhnya nilai tukar Rubel dan meningkatnya inflasi. Pemerintah Rusia menyatakan pihaknya memperkirakan perekonomian negara akan merosot sebesar 0,8 persen pada 2015. Hal tersebut akibat tekanan penurunan harga minyak serta sanksi oleh negara-negara Barat atas kasus Ukraina.

Pekan lalu, nilai tukar Rubel mengalami fluktuasi liar dengan bank sentral yang menaikkan suku bunga menjadi 17 persen dari 10,05 persen. Tujuannya menopang nilai mata uang tersebut. Bank sentral Rusia baru-baru ini mengatakan bahwa kontraksi ekonomi Rusia bisa mencapai 4,8 persen pada asumsi harga minyak saat ini.

Bank juga menyebut, pemulihannya belum bisa diharapkan hingga 2017. Namun hal itu perkiraan sebelum kenaikan suku bunga sebesar lebih dari sepertiga, sehingga menjadi 17 persen. Tujuannya meningkatkan daya tarik perekonomian Rusia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement