Senin 27 Apr 2015 20:20 WIB

Nepal tak Punya Helikopter Evakuasi Korban Gempa

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Bayu Hermawan
 Seorang tentara Nepal berdiri di depan sebuah bangunan kuil yang hancur akibat gempa di Kathmandu, Nepal, Ahad (26/4). (Reuters/Navesh Chitrakar)
Seorang tentara Nepal berdiri di depan sebuah bangunan kuil yang hancur akibat gempa di Kathmandu, Nepal, Ahad (26/4). (Reuters/Navesh Chitrakar)

REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Bantuan untuk masyarakat Nepal pascagempa akhir pekan lalu, mulai berdatangan. Puluhan negara dan badan kemanusiaan telah mengirimkan banyak bantuan, termasuk makanan, tenda, obat-obatan, pekerja sukarelawan dan keperluan darurat lainnya.

Meski demikian, kepala sekretaris pemerintah dan koordinator penyelamatan Lila Mani Poudyal mengatakan Nepal membutuhkan lebih banyak.

''Kami membutuhkan banyak tenda, selimut, matras dan 80 jenis obat,'' katanya.

Ia juga mengungkapkan, pemerintah Nepal tidak memiliki helikopter atau ahli untuk menyelamatkan korban yang terperangkap.

''Ketika banyak orang mulai ditarik dari reruntuhan, bahkan lebih banyak bantuan diperlukan,'' ujarnya.

Saat ini, Nepal khusus membutuhkan ahli ortopedi, dokter tulang, ahli syarat, ahli anastesi, ahli bedah dan paramedis. Ia meminta pemerintah luar untuk mengirim tim medis seperti tersebut.

Kepolisian Nepal mengonfirmasi 3.167 orang tewas karena gempa. Sementara lebih dari 6.300 orang lainnya mengalami luka-luka. Diperkirakan lebih dari sepuluh ribu orang terlantar karena rumah mereka hancur.

Poudyal mengatakan saat ini semua orang depresi dan berada dibawah tekanan karena tidak bisa menemukan orang tercintanya. Sementara Kepala distrik Kathmandu, Ek Narayan Aryal mengatakan tenda dan air bersih telah mulai didistribusikan ke 10 lokasi di Kathmandu. Namun trauma membuat masyarakat gelisah.

''Ada sekitar 100 gempa kecil yang membuat upaya penyelamatan jadi sulit, bahkan tim ketakukan dan lari karenanya,'' kata Aryal.

Semua orang, tambahnya, merasa tidak aman karena gempa tidak berhenti. Sementara seorang pejabat tinggi distrik Gorkha, yang merupakan pusat gempa pada Sabtu, mengatakan wilayahnya sangat membutuhkan bantuan.

''Orang-orang tidak memiliki makanan dan tempat tinggal. Sekitar 70 persen rumah di beberapa desa hancur,'' katanya.

Tim penyelamat mengatakan mereka tak bisa mencapai Gorkha karena jalan tertutup longsong. Sebanyak 223 orang tewas di distrik tersebut. Juru bicara militer, Jagdish Pokhrel mengatakan sekitar 100 ribu tentara turut serta dalam operasi penyelamatan.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement