Kamis 28 May 2015 19:29 WIB

Referendum Inggris dalam Uni Eropa Digelar Pada 2017

Uni Eropa
Uni Eropa

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON-- Warga Inggris akan memutuskan apakah negaranya akan tetap bertahan sebagai anggota Uni Eropa dalam referendum, yang akan digelar pada 2017, kata pemerintah pada Kamis.

"Referendum tersebut akan memberi kewenangan kepada warga Inggris untuk memutuskan --untuk pertama kali dalam 40 tahun-- apakah akan tetap bertahan di Uni Eropa," kata sumber dari kantor Perdana Menteri David Cameron.

"Pertanyaan kepada warga Inggris sudah jelas. Merekalah yang akan menentukan apakah negara ini tetap bertahan atau keluar dari Uni Eropa," kata sumber tersebut. Sebelumnya, Cameron berharap perlemen segera mengesahkan peraturan terkait agar referendum dapat digelar pada 2016 atau hanya satu tahun setelah merebut bagian besar kursi parlemen dalam pemilihan umum pada bulan ini.

Sejumlah jajak pendapat sejak awal tahun ini menunjukkan bahwa dukungan warga Inggris untuk tetap bertahan di Uni Eropa berada di kisaran 37 sampai 49 persen. Angka tersebut masih lebih tinggi dibanding keinginan untuk keluar, yang berada di antara 34 sampai 44 persen.

Cameron memulai perjalanan ke empat kota di Eropa pada Kamis dan Jumat ini untuk merundingkan pentingnya reformasi Uni Eropa dalam sejumlah hal terkait birokrasi dan pengurangan program sosial untuk pendatang.

Cameron berjanji mendukung Inggris untuk bertahan di Uni Eropa jika organisasi tersebut bersedia mereformasi diri. Sementara itu, pemimpin partai anti-Eropa (UKIP), Nigel Farage, mempersoalkan susunan kata yang menjadi pertanyaan dalam referendum.

Dia menilai bahwa susunan kata tersebut lebih menguntungkan mereka yang mendukung Inggris untuk bertahan. Farage juga menuduh Cameron tidak serius untuk mendesakkan agenda reformasi Uni Eropa.

Susunan kata dalam referendum mengharuskan warga Inggris memilih "Ya" jika ingin negaranya bertahan di Eropa dan "Tidak" jika sebaliknya. Susunan kata itulah yang kini diperdebatkan di parlemen Inggris.

"Pilihan Cameron untuk memberi kelompok pro-Uni Eropa kata yang positif 'Ya' menunjukkan bahwa dia tidak benar-benar berniat soal agenda reformasi," kata Farage.

"Cameron sudah memutuskan bagaimana jawaban (dalam referendum) akan diberikan," kata dia.

Pada awal pekan ini, pemerintah Inggris mengumumkan bahwa semua warga Kerajaan Britania Raya yang tinggal di Inggris dan berusia 18 tahun akan mempunyai hak pilih dalam referendum. Namun, tidak seperti pemilu lokal dan referendum kemerdekaan Skotlandia, warga Uni Eropa yang tinggal di Inggris tidak mempunyai hak pilih.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement