Jumat 26 Aug 2016 16:13 WIB

Wali Kota London Kritik Larangan Burkini

Wanita mengenakan baju renang Muslim yang tertutup penuh atau burkini di Pantai Marseilles, Prancis.
Foto: Reuters
Wanita mengenakan baju renang Muslim yang tertutup penuh atau burkini di Pantai Marseilles, Prancis.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Wali kota London Sadiq Khan mengkritik pelarangan baju renang tertutup (burkini) di Prancis ketika dia berkunjung ke Paris pada Kamis (25/8) untuk melakukan pembicaraan dengan Wali Kota Paris.

Khan, Wali Kota Muslim pertama ibu kota negara Barat, berbicara setelah 30 kota Prancis melarang pemakaian burkini, yang memicu perdebatan sengit tentang hak-hak perempuan dan paham sekularisme (paham agama tidak dapat dimasukkan ke dalam politik, negara, atau institusi publik).

"Saya tidak berpikir siapa pun harus memberitahu perempuan tentang apa yang mereka bisa dan tidak bisa dipakai. Hentikan sepenuhnya. Sesederhana itu. Saya tidak berpikir itu benar. Saya tidak mengatakan kami sempurna, tapi salah satu kegembiraan dari London adalah  kami tidak hanya mentolerir perbedaan, kami menghormatinya, kami menerimanya, dan kami merayakannya," katanya kepada surat kabar London Evening Standard.

Baca: PM Prancis Sebut Pakaian Renang Tertutup Burkini Simbol Perbudakan

Pengadilan tertinggi pemerintahan di Paris pada Kamis mempertimbangkan melakukan banding secara hukum terhadap larangan di salah satu kota, Villeneuve-Loubet, dekat Nice di Prancis selatan.

Khan akan mengadakan pembicaraan dengan Wali kota Paris Anne Hidalgo meliputi dampak dari Inggris meninggalkan Uni Eropa pada Juni dan juga perdagangan serta keamanan.

"Saya kemari untuk memperjelas London terbuka terbuka bagi dunia, terbuka untuk perdagangan, terbuka untuk usaha-usaha dan kerja sama, terbuka untuk ide-ide baru, bakat dan orang-orang baru," kata Khan sebelum kunjungan, dikutip dari Antara News.

Prancis didera beberapa serangan besar beberapa bulan belakangan, termasuk di Nice bulan lalu saat  86 orang tewas setelah sebuah truk dikemudikan ke arah kerumunan orang saat perayaan pada hari kemerdekaan.

ISIS mengklaim serangan dilakukan oleh salah seorang anggotanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement