Senin 29 Aug 2016 08:33 WIB

Polisi Bangladesh Identifikasi Jasad Otak Serangan Kafe

Warga menolong korban luka setelah sekelompok orang bersenjata menyerbu restoran yang kerap didatangi warga asing di wilayah diplomatik Dhaka, Bangladesh, Jumat, 1 Juli 2016.
Foto: AP Photo
Warga menolong korban luka setelah sekelompok orang bersenjata menyerbu restoran yang kerap didatangi warga asing di wilayah diplomatik Dhaka, Bangladesh, Jumat, 1 Juli 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Satu dari tiga teroris yang tewas di tangan petugas keamanan Bangladesh Sabtu (27/8) sehubungan dengan insiden serangan di kafe di Dhaka Juli lalu, diidentifikasi berasal dari kawasan kelas atas kota dan bersekolah di universitas asing ternama.

Kepala unit antiterorisme kepolisian Bangladesh Monirul Islam mengatakan, Ahad (28/8), Towsif Hossain (30 tahun) berasal dari kawasan rindang di Dhanmondi, dan dinyatakan hilang sejak Februari. Layaknya Nibras Islam, satu dari lima pemuda pelaku serangan yang tewas setelah pengepungan selama 12 jam pada 2 Juli, Hossain juga mahasiswa kampus ternama Australia di Kuala Lumpur, Monash University.

Anggota pegaris keras lain yang terbunuh pada Sabtu pagi adalah Fazle Rabbi dari Distrik Jessore, bagian barat laut Dhaka. Ia dinyatakan hilang sejak April lalu. Keluarga Rabbi telah melarikan diri.

Baca: Toko Roti Bangladesh Diserbu, Warga Asing Disandera

Serangan kafe yang diklaim ISIS itu menewaskan 22 orang, sebagian besar warga asing. Insiden tersebut mengejutkan petugas keamanan dan pengamat politik karena profil pelaku terdiri atas pemuda berpendidikan dari latar keluarga mampu yang berubah menjadi fanatik.

Kedua pelaku, Hossain dan Rabbi berumur 25 tahun. Kepolisian Malaysia bulan lalu mengatakan, setidaknya dua pelaku serangan kafe berkuliah di Monash. Akan tetapi, pihak itu tak menyebutkan nama mahasiswa terkait.

Pegaris keras menyasar penduduk non-Muslim dan asing, menewaskan warga Italia, Jepang, Amerika Serikat, dan India.

Identitas Tamim Ahmed Chowdhury, warga Bangladesh kelahiran Kanada dianggap dalang teror telah dikonfirmasi, Sabtu.

Baca: Politisi Ini Kebobolan, Putranya Ternyata Penyerang Kafe Bangladesh

Para teroris bersembunyi di wilayah pinggiran Dhaka dan menolak menyerahkan diri. Mereka terbunuh dalam aksi saling tembak.

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengatakan, operasi kepolisian dapat mengembalikan kepercayaan diri dan citra negara, utamanya jelang kedatangan Menteri Luar Negeri AS John Kerry ke Dhaka, Senin (29/8).

Pemerintah menyangkal keterlibatan ISIS di serangan tersebut, melainkan menuduh Jamaat-ul-Mujahideen Bangladesh yang menyatakan kesetiaan ke pegaris keras di Suriah dan Irak sebagai dalang serangan. Pengamat mengatakan, ISIS pada April mengidentifikasi Chowdury sebagai komandan nasionalnya di Bangladesh.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement