Kamis 30 Mar 2017 08:42 WIB

Pejabat Deplu AS Didakwa Terima Suap dari Mata-Mata Cina

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Seorang pejabat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Candace Claiborne (60 tahun) ditangkap karena menerima uang dan hadiah dari mata-mata Cina.
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Seorang pejabat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Candace Claiborne (60 tahun) ditangkap karena menerima uang dan hadiah dari mata-mata Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang pejabat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Candace Claiborne (60 tahun), telah ditangkap dan didakwa di pengadilan federal di Washington DC, Rabu (29/3).

Ia dituding menerima puluhan ribu dolar uang tunai dan hadiah dari mata-mata Cina. Sebagai gantinya, Claiborne memberi sejumlah informasi.

Plt Asisten Jaksa Agung untuk Keamanan Nasional Mary McCord mengungkapkan Claiborne telah menyelewengkan wewenangnya sebagai seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS. "Ia menggunakan posisnya dan aksesnya terhadap data diplomatik sensitif untuk keuntungan pribadi," ujar McCord seperti dilansir laman The Guardian.

Claiborne dituduh menerima laptop Apple, sebuah Iphone dan ribuan dolar uang tunai dari pejabat Cina, meski mengetahui mereka adalah mata-mata. Claiborne merupakan pegawai administrasi yang memiliki akses terhadap informasi rahasia. Dia bersikeras jenis informasi yang dibocorkan bukan informasi rahasia.

Kerabat Claiborne yang tidak disebut identitasnya juga dilaporkan menerima hadiah dan keuntungan. "Claiborne mengatakan kepada penyidik ia telah memberi pejabat Cina informasi tentang seorang pembangkang yang sedang diam-diam bertempat di kedutaan AS," kata McCord.

Pada April 2012, aktivis HAM tunanetra Cina Chen Guangcheng tiba di Kedutaan AS setelah kabur dari tahanan rumah. Hal itu sempat menimbulkan ketegangan diplomatik antara kedua negara.

Seorang penyidik mengungkapkan telah menemukan sebuah jurnal pribadi milik Claiborne. Dalam jurnal tersebut Claiborne menulis dirinya dapat menghimpun uang 20 ribu dolar dalam setahun sebagai bayaran bekerja dengan pejabat Cina.

Terkait hal ini, menurut jaksa, para agen Cina sempat campur tangan untuk menghentikan penyelidikan terhadap Claiborne. Bahkan mereka sempat berupaya membawa pergi Claiborne dari AS.

Pada awal Januari lalu, seorang agen FBI yang menyamar sebagai rekan agen mata-mata Cina mengunjungi kediaman Claiborne di Washington DC. Agen tersebut mengatakan kepada Claiborne badan intelijen Cina (MSS) menganggapnya sebagai teman tertinggi yang dihormati. MSS juga menyampaikan terima kasih atas jasa-jasanya di masa lalu.

Jika terbukti bersalah Claiborne menghadapi ancaman 25 tahun penjara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement