Rabu 06 Sep 2017 15:02 WIB

Fahri Hamzah: Myanmar Bisa Diberi Sanksi ASEAN dan Dunia

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Teguh Firmansyah
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah
Foto: ROL/Abdul Kodir
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menilai perlakuan kekerasan, pembunuhan, dan pengusiran ratusan ribu penduduk di Myanmar adalah kejahatan kemanusiaan.

"Myanmar sendiri bisa diberi sanksi oleh ASEAN dan dunia. Ada yang bisa diseret Mahkamah Internasional atas pelanggaran HAM berat di Myanmar," ujar Fahri dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (6/9).

Karena itu, momentum Konferensi Parlemen Dunia yang dilakukan di Nusa Dua, Bali, diharapkan bisa menjadi bersejarah dunia. Pada konferensi tersebut parlemen dunia bisa melakukan inisiatif bersama untuk menyelesaikan masalah kemanusiaan di Rohingnya.

"Pemerintah Indonesia harus bersikap tegas dan parlemen Republik Indonesia memang sudah mengmbil sikap tegas. Kita berharap, parlemen dunia yang sedang berkumpul ini bisa membantu secara politik dan kemanusiaan," jelas dia.

Fahri mengatakan, ia juga akan mendorong pertemuan empat delegasi antara Indonesia, Turki, Bangladesh, dan Myanmar. Pertemuan empat delegasi tersebut ditujukan untuk mendapatkan solusi dan formula bagi masalah yang terjadi di Myanmar. Menurutnya, menyelamatkan masa depan etnis Rohingya adalah bagian dari konsolidasi demokrasi. 

"Masalah di Rohingya adalah masalah multikultur di mana seharusnya kaum minoritas dilindungi hak-haknya. Kegagalan dalam mengelola perbedaan antaretnis hingga terjadi diskriminasi dan kekerasan etnis di Rohingya, berbahaya bagi demokrasi di Myanmar," ujar Fahri.

Pada konferensi tersebut, terdapat nama-nama lembaga internasional yang selama ini terlibat dalam kerja-kerja kemitraan dengan parlemen dunia, seperti ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA), Women Political Leaders (WPL), Global Parliamentarians Against Corruption (GOPAC), UNDP, dan lain sebagainya. Dari deretan nama-nama negara yang hadir, terdapat juga negara-negara yang selama ini menjadi pembicaraan internasional, terutama terkait masalah kemanusiaan di Rohingya. 

Ada Bangladesh, negara tetangga Myanmar yang hingga hari ini masih enggan membuka perbatasannya menampung pengungsi Rohingya.  Ada pula delegasi dari Turki yang terlihat paling menonjol dalam menginisiasi bantuan kemanusiaan di Rohingya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement