Selasa 17 Oct 2017 14:00 WIB

Duterte: Marawi Telah Bebas dari Teroris

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Situasi di Kota Marawi, Filipina, awal Juni 2017.
Foto: AP/Aaron Favila
Situasi di Kota Marawi, Filipina, awal Juni 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengumumkan pembebasan Kota Marawi dari kelompok milisi, Selasa (17/10). Hal ini diumumkan sehari setelah pemimpin milisi Maute, Omar Maute dan Isnilon Hapilon tewas dalam serangan militer.

"Bapak-bapak dan ibu-ibu, dengan ini saya menyatakan Kota Marawi telah terbebas dari pengaruh teroris yang menandai dimulainya rehabilitasi kota," ujar Duterte seperti dilaporkan laman ABS CBN News.

Pemerintah Filipina mengatakan pembangunan kembali Kota Marawi diperkirakan akan memakan waktu dua hingga tiga tahun. Terkait hal ini, Duterte telah memerintahkan pembentukan satuan tugas rehabilitasi Marawi dengan alokasi dana awal sebesar 20 miliar peso. 

Peperangan di Kota Marawi pecah pada 23 Mei lalu. Kondisi tersebut menyebabkan Duterte menetapkan seluruh daerah Mindanao di bawah darurat militer. Adapun kubu yang diperangi militer Filipina adalah Maute, kelompok yang dinyatakan terafiliasi dengan ISIS. 

Baca: Isnilon Hapilon Tewas dalam Pertempuran di Marawi

Pertempuran selama lebih dari empat bulan menyebabkan Kota Marawi porak-poranda. Sebagian besar pusat kota dan budaya hancur. Sedangkan bangunan lain di kota tersebut terbakar akibat kontak senjata antara militer Filipina dan milisi Maute.

Konfrontasi senjata di Marawi juga menyebabkan krisis kemanusiaan. Lebih dari 1.000 orang dilaporkan tewas dan 400 ribu lainnya terpaksa mengungsi akibat peperangan di kota tersebut. 

Kendati demikian, selama peperangan berlangsung, Pemerintah Filipina meneguhkan diri tidak bernegosiasi dengan kelompok Maute walaupun pemerintah menyadari terdapat beberapa sandera yang ditahan kelompok milisi.

Beberapa negara dan organisasi telah memberikan bantuan untuk militer Filipina selama peperangan tersebut. Bantuan itu, antara lain dari Amerika Serikat, Cina,Jepang, dan Uni Eropa. Negara-negara tersebut pun bersedia membantu Filipina membangun kembali Marawi setelah terbebas dari milisi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement