Rabu 08 Nov 2017 10:43 WIB

Putin: Jangan Jadikan Zona Konflik Jadi Bisnis Senjata

Vladimir Putin
Foto: EPA/Alexey Nikolsky
Vladimir Putin

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan, ekspor senjata dan peralatan militer Rusia diperkirakan mencapai 15,3 miliar dolar AS pada akhir 2017.

"Berdasarkan hasil Januari sampai September tahun ini, portofolio pesanan untuk kerja sama teknik militer melampaui 45 miliar dolar AS. Berdasarkan rencana 2017, pengiriman ekspor akan mencapai 15,3 miliar dolar AS," kata Putin pada pertemuan komisi kerja sama militer-teknis Rusia dengan negara-negara asing, Senin (7/11).

Menurut Putin, stabilitas ekonomi dan keuangan telah menguat di perusahaan pertahanan Rusia selama beberapa tahun terakhir. Tak hanya itu, potensi teknologi dan produksi telah meningkat yang membantu mendorong ekspor dan meningkatkan kualitas mereka.

"Ini berlaku untuk produk-produk militer dan sipil berteknologi tinggi. Dalam hal ini, saya akan mengingat kembali pentingnya diversifikasi produksi industri pertahanan," katanya.

Putin mengatakan, sambil mencari keuntungan komersial dalam produk militer, Rusia selalu mengutamakan kepentingan keamanan dan global dan regional.  Rusia juga memilih para rekanannya dengan teliti dan memantau penggunaan peralatan dan senjata dengan ketat oleh para kliennya.

Presiden juga memperingatkan agar tidak mengubah zona konflik menjadi sumber bisnis yang menguntungkan dan menghubungkan "jaringan abu-abu" pasokan senjata ke negara-negara  dengan situasi militer dan politik yang tidak stabil.

"Ekspor senjata merupakan tanggung jawab besar bagi negara manapun, dan semua pemain di pasar senjata global harus sadar akan hal ini," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement