Rabu 13 Dec 2017 22:33 WIB

Tak Ada Bukti Tersangka Bom New York Terkait Militan

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Elba Damhuri
Polisi mengamankan lokasi ledakan di terminal bus Port Authority di dekat Times Square, Manhattan, New York, Amerika Serikat, Senin (11/12).
Foto: AP/Charles Zoeller
Polisi mengamankan lokasi ledakan di terminal bus Port Authority di dekat Times Square, Manhattan, New York, Amerika Serikat, Senin (11/12).

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Bangladesh belum menemukan bukti yang menghubungkan pria Bangladesh yang dituduh melakukan pemboman bunuh diri di New York pada Senin (11/12) itu terkait dengan militan Bangladesh. Hal itu diungkapkan oleh kepala kontra-terorisme negara tersebut, Monirul Islam.

"Kami telah mengumpulkan bukti dan informasi dari anggota keluarganya, yaitu istrinya, ayah mertua, dan ibu mertuanya," kata kepala Unit kontra-terorisme Kepolisian Bangladesh pada Rabu (13/12) dalam sebuah wawancara.

 

Monirul menambahkan bahwa pihaknya belum menemukan hubungan pria yang dikenal sebagai Akayed Ullah tersebut atau kerabatnya terlibat atau terkait dengan kelompok teroris manapun.

 

Pria Bangladesh berusia 27 tahun itu membawa bom pipa yang diduga rakitan sendiri dan meledak lebih awal di koridor pejalan kaki bawah tanah saat jam sibuk di antara Times Square dan terminal bus Port Authority di Manhattan, New York. Diduga ia menargetkan untuk meledakkannya di kereta bawah tanah. Empat orang terluka akibat ledakan tersebut termasuk dirinya sendiri.

Seperti dilaporkan Morning Star, Selasa (12/12), Ullah dipersenjatai dengan sebuah bom pipa logam lima inci dan baterai saat ia berjalan melintasi pusat transit di Manhattan.

Gubernur New York Andrew Cuomo berkomentar mengenai ledakan tersebut. "Ini adalah New York, kenyataannya adalah kita adalah target oleh banyak orang yang ingin membuat pernyataan melawan demokrasi, melawan kebebasan," katanya.

"Teroris tidak akan menang," ujar Wali Kota Bill de Blasio. Dia juga menambahkan meyakini pelaku melakukannya sendirian.

Polisi memastikan korban terluka tidak ada yang sampai mengancam nyawa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement