Senin 18 Dec 2017 14:56 WIB

Rusia Minta AS dan Korut ke Meja Perundingan

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Teguh Firmansyah
Uji coba rudal balistik yang dilengkapi dengan sistem panduan presisi, di lokasi yang dirahasiakan di Utara Korea.
Foto: EPA / KCNA
Uji coba rudal balistik yang dilengkapi dengan sistem panduan presisi, di lokasi yang dirahasiakan di Utara Korea.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Wakil menteri luar negeri Federasi Rusia, Sergei Ryabkov, meminta Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara untuk meredakan ketegangan. Menurutnya, penting sekali bagi kedua belah pihak untuk membuka dialog demi upaya perdamaian.

"Washington dan Pyongyang sebaiknya memulai perundingan (damai), alih-alih mendiskusikan syarat-syarat dimulainya perundingan semacam itu," ujar Sergei Ryabkov kepada media lokal setempat, seperti dikutip Reuters, Senin (18/12).

Seperti diketahui, hubungan antara AS dan Korea Utara terus memburuk sehingga menimbulkan kekhawatiran adanya perang nuklir. Selain itu, agitasi satu sama lain cukup memuncak belakangan ini. Misalnya, Sabtu (16/12) malam waktu setempat, mantan duta besar AS untuk PBB, John Bolton, berkomentar bahwa ada waktunya AS tidak punya pilihan selain menyerang Korea Utara.

Terpisah, Korea Utara juga tampaknya tidak mau kalah mengeluarkan pernyataan. Seperti dilansir Express.co.uk, kemarin, menteri luar negeri Korea Utara mengklaim AS sedang melakukan agresi di Semenanjung Korea. Klaim tersebut dimuat di koran pemerintah pusat setempat di Pyongyang, pekan lalu.

"Kelompoknya Trump takut dengan pencapaian kita yang penuh sejarah agung dalam menyempurnakan persenjataan nuklir. Trump sedang mengubah situasi di Semenanjung Korea menjadi lebih dekat pada peperangan. Dia bertindak gegabah dan tanpa pikir panjang," demikian kutipan pernyataan menlu Korea Utara itu, seperti dilaporkan Express.co.uk, kemarin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement