Sabtu 12 May 2018 08:13 WIB

Israel Diperingatkan Dampak Campuri Urusan Iran

Israel menyerang instalasi militer Iran di Suriah.

Rep: Winda Destiana Putri/ Red: Nur Aini
Peluncuran Rudal Ilustrasi
Foto: Reuters
Peluncuran Rudal Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Seorang ulama terkemuka Iran pada Jumat (11/5) memperingatkan Israel bahwa mencampuri urusan negaranya akan menghancurkan negara Yahudi itu. Pernyataan itu muncul di tengah usaha Iran untuk tetap berada dalam kesepakatan nuklir.

Serangan udara Israel menyasar instalasi militer Iran di Suriah pada Kamis (10/5). Serangan paling besar yang pernah terjadi sejak perang Timur Tengah 1973 itu merupakan balasan atas serangan roket Iran pada posisi Israel di Dataran Tinggi Golan yang diduduki. Hal itu adalah konfrontasi militer paling serius di antara dua saingan hingga saat ini.

Dilansir laman AP, Ayatoulah Khatami mengatakan Israel tidak akan ada dalam 25 tahun ke depan dan akan menghadapi kehancuran jika terus menantang Iran. "Iran akan meningkatkan kemampuan rudalnya dari hari ke hari sehingga Israel tidak akan bisa tidur nyenyak dan akan terus menghantui negara Yahudi itu," katanya, menurut televisi pemerintah.

Ucapannya itu mendukung teriakan Death to America! dari mereka yang berkumpul untuk shalat Jumat di Teheran. Ribuan masyarakat kemudian berdemonstrasi di seluruh negeri untuk memprotes penarikan AS dari kesepakatan nuklir oleh Donald Trump.

Presiden Hassan Rouhani berupaya mencari kesepakatan dengan Barat. Ia juga berusaha menyelamatkan kesepakatan nuklir dengan kekuatan-kekuatan dunia sambil berusaha menenangkan para garis keras yang mencari pembalasan atas serangan-serangan Israel. Dalam pernyataan pemerintah yang panjang pada Jumat, pemerintah Iran memperingatkan bahwa akan melakukan apa saja sebagai tindakan timbal balik yang dianggapnya bijaksana menghadapi penarikan diri AS.

Ia menyerukan kepada pihak lain terutama Inggris, Prancis, dan Jerman untuk menjaga kesepakatan. Menurutnya, tidak ada keputusan yang dapat dinegosiasikan dengan cara apa pun. Pada saat yang sama, pemerintah mengatakan telah menugaskan presiden Organisasi Energi Atom Iran untuk mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mempersiapkan skala industri tanpa batasan.

Setelah Trump mengumumkan penarikan AS dari kesepakatan pada Selasa, Rouhani memperingatkan bahwa Iran akan melanjutkan pengayaan uranium pada tingkat yang lebih tinggi jika kesepakatan itu runtuh. Dia memerintahkan Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif untuk bernegosiasi dengan negara-negara yang masih dalam kesepakatan untuk mencoba menyelamatkannya. Zarif mencari jaminan yang diperlukan dari lima pihak lain dalam perjanjian tersebut.

Baca juga: Inggris dan AS akan Bahas Dampak Sanksi Ekonomi Iran

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement