Jumat 08 Oct 2010 21:57 WIB

Pembangkang Cina Terima Nobel Perdamaian 2010

liu Xiaobo
Foto: AP
liu Xiaobo

REPUBLIKA.CO.ID, OSLO--Pembangkang Cina, Liu Xiaobo, mengakhiri puncak spekulasi untuk Penghargaan Nobel Perdamaian tahun ini. Ia menyingkirkan dua nominator yang sebelumnya disebut-sebut, yaitu aktivis hak perempuan Afghanistan, Sima Samar dan aktivis hak asasi manusia Rusia, Svetlana Gannushkina.

Wanita terakhir untuk memenangkan penghargaan yang didambakan itu adalah Wangari Maathai dari Kenya pada 2004. Dari 97 Nobel perdamaian sampai saat ini, hanya 12 penerimanya yang perempuan

Liu, yang dijatuhi hukuman terakhir Hari Natal menjadi 11 tahun penjara untuk tindak subversi, bakal memboyong hadian 1,5 juta dolar AS. Sekretaris Komite Nobel, Geir Lundestad, menilai sebagai keputusan yang "aneh," tapi menolak memberikan komentar lebih lanjut tentang spekulasi sekitarnya penghargaan.

Penghargaan atas Liu dipandang banyak kalangan sebagai bentuk tamparan bagi pemerintah Cina. Jauh hari pemerintah negeri Tirai Bambu ini telah mengingatkan Komite Nobel bahea pemberian hadiah kepada pembangkang Cina akan merusak hubungan antara Norwegia dan Cina.

"Saya tidak berpikir (untuk memberikan Nobel pada Liu), karena kemungkinan biaya politik yang jelas ke Norwegia," kata Kristian Berg Harpviken, seorang pengamat terkemuka Nobel di Oslo Peace Research Institute.

Dia menduga penghargaan akan diberikan pada Samar, yang memimpin Komisi Independen Hak Asasi Manusia Afghanistan  dan sebelumnya menjabat sebagai penyidik PBB khusus untuk Sudan.

Jonas Christoffersen, direktur Institute Denmark Hak Asasi Manusia, setuju. "Dia telah bekerja tak kenal lelah untuk memajukan hak asasi manusia di Afghanistan selama bertahun-tahun," kata Christoffersen.

Kantor berita Norwegia NTB mengatakan mantan Kanselir Jerman Helmut Kohl juga merupakan calon pemenang, untuk perannya dalam reunifikasi Jerman 20 tahun lalu. Kandidat lainnya menyertakan spekulasi termasuk Perdana Menteri Zimbabwe Morgan Tsvangirai, yang memimpin sebuah gerakan internasional terhadap bom cluster dan nenek Argentina yang juga aktivis kelompok hak asasi manusia, Plaza de Mayo.

Legenda sepakbola Diego Maradona telah memberikan dukungan untuk de Mayo, dengan alasan "berani" mencari anak-anak dicuri saat lahir dari perempuan ditahan secara ilegal oleh kediktatoran Argentina tiga dekade lalu.

Mantan pemenang hadiah perdamaian Uskup Desmond Tutu, pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama dan Vaclav Havel telah bergabung dengan mereka menyerukan agar Liu untuk mendapatkan penghargaan.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement