Jumat 18 Mar 2011 17:39 WIB

Kebakaran Mall, Parlemen Thailand Salahkan Perdana Menteri

REPUBLIKA.CO.ID,BANGKOK--Anggota parlemen oposisi di Thailand menyalahkan Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva atas peristiwa kebakaran besar tahun lalu di sebuah pusat perbelanjaan utama Bangkok, dalam suatu debat mosi tidak percaya terhadap pemerintahan Abhisit. Kompleks CentralWorld adalah salah satu dari puluhan bangunan yang dibakar di ibukota setelah tindakan keras tentara pemerintah pada sebuah aksi unjuk rasa anti pemerintah, yang melihatkan serangkaian bentrokan jalanan fatal antara pasukan pemerintah dan demonstran pada bulan April dan Mei.

Pemerintah menyalahkan para pengunjuk rasa yang marah dari kelompok "Baju Merah" atas serangan pembakaran, tetapi pihak oposisi mengatakan kesalahan terletak pada pemerintah. "Anda harus disalahkan atas kebakaran Bangkok," kata Vorawat Auapinyakul, seorang anggota parlemen dari partai oposisi Thailand Puea Thai, dalam sebuah debat parlemen yang berlangsung sampai

pukul 02:00 pagi waktu setempat, Jumat.

"Saya tidak mengatakan anda membakarnya sendiri tetapi anda memperbolehkan seseorang, seorang laki-laki berpakaian seperti tentara, membakarnya," katanya, seraya juga menuduh Abhisit memerintahkan petugas pemadam kebaran tidak memasuki pusat perbelanjaan dan memadamkan api.

Abhisit dan wakilnya Suthep Thaugsuban - keduanya berada dalam daftar para menteri berkuasa yang disebut dalam mosi itu oleh parlemen dari Partai Puea Thai-- menyangkal tuduhan itu.

"Saya dapat mengkonfirmasikan bahwa tentara tidak membakar CentralWorld dan lebih dari 400 pekerja dan pemimpin CentralWorld siap untuk mengkonfirmasi itu," kata Suthep. "Pemerintah tidak lalai dan kita semua melakukan apa yang kami bisa untuk memadamkan api."

Lebih dari 90 orang tewas dalam bentrokan tahun lalu -krisis politik terburuk Thailand dalam beberapa dasawarsa terakhir. Pihak oposisi, yang juga menuduh Abhisit melakukan pelanggaran hak asasi manusia selama pemberlakuan tindakan keras, dinilai hanya memiliki sedikit kesempatan untuk memenangkan pemungutan suara mosi tidak percaya, yang dijadwalkan dilakukan pada Sabtu, karena tidak memiliki suara mayoritas di majelis rendah.

Tapi pihak oposisi berusaha untuk menggunakan perbedaan di parlemen untuk menimbulkan kegaduhan politik pada pemerintahan menjelang pemilihan umum yang dijadwalkan dilakukan pada awal Juli. Pada Sabtu kelompok Baju Merah, yang menuduh pemerintah bersikap elitis dan tidak demokratis, berencana untuk menggelar aksi unjuk rasa jalanan yang berikutnya dengan menarik puluhan ribu orang ke ibukota.

Para pengunjuk rasa terutama berasal dari kalangan pedesaan, kelompok kelas pekerja yang secara luas setia kepada mantan perdana menteri yang menjadi pelarian Thaksin Shinawatra. Thaksin Shinawatra digulingkan dalam kudeta militer pada tahun 2006 dan sejak saat itu hidup di luar negeri untuk menghindari hukuman penjara karena kasus korupsi yang dijatuhkan kepadanya melalui putusan pengadilan secara in absentia atau tanpa kehadiran yang bersangkutan.

sumber : antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement