Selasa 27 Feb 2018 03:10 WIB

Korban Tewas Diduga karena Paparan Gas Klorin di Goutha

Pemerintah Suriah terus membantah menggunakan senjata kimia dalam perang.

Dugaan penggunaan senjata kimia di Suriah
Foto: Guardian
Dugaan penggunaan senjata kimia di Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Beberapa orang diduga mengalami paparan gas klorin di Distrik Gouta, yang dikuasai pemberontak di dekat Damaskus pada Ahad (25/2). Dinas kesehatan di daerah kekuasaan oposisi tersebut melaporkan satu anak-anak tewas.

Korban, supir ambulans dan yang lain mencium aroma klorin setelah terjadi ledakan besar di Gouta timur di wilayah al-Shayfouniya. "Sedikit-dikitnya 18 korban dirawat dengan diberikan oksigen dari nebulizer," kata pernyataan tersebut.

Pemerintah Suriah terus membantah menggunakan senjata kimia dalam perang, yang segera memasuki tahun kedelapan.

Kementerian pertahanan Rusia, yang mendukung pemerintah Suriah dalam perang tersebut, pada Ahad menuduh pemberontak bersiap menggunakan zat beracun di Gouta timur, sehingga mereka kemudian dapat menuduh Damaskus menggunakan senjata kimia.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah organisasi yang berbasis di Inggris yang melaporkan perang tersebut, membenarkan bahwa seorang anak telah meninggal karena mati lemas di Ghouta timur. Namun mereka tidak dapat memastikan apakah gas beracun telah digunakan.

Video yang beredar di jaringan media sosial menunjukkan dampak dari serangan tersebut. Tampak mayat seorang anak yang terbungkus kain selubung biru, dan beberapa pria bertelanjang dada serta anak laki-laki tampak berusaha untuk bernapas, dengan beberapa memegang nebulizer ke mulut dan hidung mereka.

Gouta Timur, benteng terakhir pemberontak utama di dekat Damaskus, telah menjadi target serangan militer yang sengit yang mulai berlangsung pekan lalu.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement