Kamis 03 Jan 2019 20:29 WIB

Virus Ebola Kembali Mewabah di Kongo, Ratusan Orang Tewas

Puluhan ribu orang telah dirawat di Kongo karena terjangkit virus Ebola.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Foto yang diambil pada Ahad, 20 Mei 2018 ini menunjukkan sebuah tim dari Doctors Without Borders memakai pakaian pelindung dan peralatan untuk persiapan pengobatan pasien Ebola di rumah sakit Mbandaka, Kongo.
Foto: Louise Annaud/Medecins Sans Frontieres via AP
Foto yang diambil pada Ahad, 20 Mei 2018 ini menunjukkan sebuah tim dari Doctors Without Borders memakai pakaian pelindung dan peralatan untuk persiapan pengobatan pasien Ebola di rumah sakit Mbandaka, Kongo.

REPUBLIKA.CO.ID, KINHASA -- Virus Ebola kembali mewabah di Republik Demokratik Kongo. Kementerian Kesehatan Kongo melaporkan sebanyak 608 kasus virus Ebola tercatat sejak Agustus 2018 dan hingga awal 2019 sebanyak 298 orang dilaporkan tewas.

Sebanyak 207 warga lainnya kini tengah menjalani masa pemulihan. Sedangkan, 29 orang diduga menderita penyakit mematikan itu. Virus yang dibawa dari hewan tersebut biasanya membunuh sekitar setengah dari mereka yang terinfeksi, namun tingkat kematian dalam wabah terbaru berkisar 60 persen.

Dilansir laman UPI edisi Kamis (3/2), Kementerian Kesehatan Kongo menyatakan, sebanyak 54.153 orang telah dirawat dan diberikan waksin Merck rVSV-ZEBOV. Vaksin tersebut merupakan satu-satunya jenis vaksin yang tersedia dan mampu membantu menghentikan penyebaran penyakit.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pekan lalu sebanyak 18 petugas kesehatan yang mengurus pasien dengan virus Ebola, meninggal karena tertular.

Pada pekan lalu, seorang dokter asal Amerika Serikat tidak diketahui identitasnya juga terpapar Ebola saat merawat pasien di DR Kongo. Dia kemudian dipindahkan ke Amerika Serikat untuk dipantau. 

Situasi di Kongo semakin semrawut, terutama di provinsi Kivu Utara. Hal itu karena dipersulit dengan kehadiran sekitar 50 kelompok pemberontak bersenjata di negara tersebut, serta wabah malaria. 

Sebanyak satu juta orang telah mengungsi secara internal atau menjadi pengungsi ke negara-negara tetangga, yang berpotensi menyebarkan penyakit ini.

Epidemi Ebola terbaru adalah yang paling mematikan kedua dalam sejarah. Wabah di Afrika Barat pada 2014 menewaskan 11 ribu orang sebelum perlahan bisa dikendalikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement