Jumat 29 Jun 2018 13:07 WIB

Trump Harap Pertemuan dengan Putin Perbaiki Relasi AS-Rusia

Trump akan bertemu Putin di Helsinki pada 16 Juli mendatang.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Reiny Dwinanda
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump saat KTT G20 di Hamburg, 7 Juli 2017.
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump saat KTT G20 di Hamburg, 7 Juli 2017.

REPUBLIKA.CO.ID,  WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berharap pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Helsinki pada 16 Juli mendatang akan mengurangi ketegangan hubungan kedua negara. Ia berharap hasil pertemuan nanti akan mengarah pada pembentukan kerja sama yang konstruktif antara Moskow dan Washington.

"Presiden (Trump) sedang mengejar pertemuan ini demi kepentingan keamanan nasional AS untuk menentukan apakah Rusia bersedia membuat kemajuan dalam hubungan kami. Presiden percaya hubungan yang lebih baik dengan Rusia akan baik untuk Amerika dan Rusia," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert, dikutip laman kantor berita Rusia TASS pada Jumat (29/6).

Kremlin dan Washington telah mengumumkan bahwa Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Rusia-AS akan dilaksanakan di Ibu Kota Finlandia, Helsinki, pada 16 Juli mendatang. Kabar ini dirilis setelah Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton melakukan kunjungan ke Rusia pada Rabu lalu.

Dalam kunjungannya, Bolton sempat melakukan pertemuan dengan Putin di Moskow. "Kunjungan Anda ke Moskow memberi kami harapan bahwa kami dapat membuat setidaknya langkah pertama menuju pemulihan hubungan skala penuh antara negara kita," kata Putin kepada Bolton.

Asisten Kebijakan Luar Negeri Kremlin Yuri Ushakov menilai pertemuan antara Putin dan Trump sangat penting. "KTT ini sangat penting. Ini akan menjadi acara internasional utama pada musim panas," ujarnya.

Hal tersebut pun disampaikan Bolton. Kendati ia tak mengharapkan hasil atau keputusan khusus, tapi KTT tersebut dinilai dapat memperbaiki hubungan kedua negara. "Ini penting setelah jangka waktu yang telah berlalu tanpa pertemuan bilateral seperti ini, memungkinkan mereka untuk mengulas semua masalah yang mereka pilih," kata Bolton.

Hubungan antara Rusia dan AS memang kurang harmonis saat ini. Pada April lalu, Rusia dan AS melakukan aksi pengusiran terhadap puluhan perwakilan diplomat dari negara masing-masing. Hal tersebut berkaitan dengan kasus penyerangan agen ganda Rusia Sergei Skripal di Salisbury, Inggris.

Kedua negara juga terlibat perselisihan dalam konflik Suriah. Rusia diketahui merupakan sekutu utama Suriah, sedangkan AS membela kubu oposisi. Sementara di dalam negeri AS, Rusia tengah menjadi sorotan karena diduga mengintervensi jalannya pilpres AS pada 2016. Rusia telah membantah tuduhan itu secara tegas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement