Senin 02 Jul 2018 12:36 WIB

Donald Trump Pesimistis Korut Jalankan Hasil KTT Singapura

Donald Trump menyebut pertemuannya dengan Kim tidak menghasilkan apapun.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Nur Aini
Presiden AS Donald Trump saat berjalan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Hotel Capella di Pulau Sentosa Singapura, Selasa (12/6).
Foto: AP
Presiden AS Donald Trump saat berjalan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Hotel Capella di Pulau Sentosa Singapura, Selasa (12/6).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pesimistis hasil kesepakatan dari pertemuan tingkat tinggi (KTT) dengan Korea Utara (Korut) akan berjalan dengan benar. Menurut Trump, ada kemungkinan perjanjian tersebut tidak akan dilaksanakan oleh Pyongyang.

"Apakah itu mungkin? Bisa saja. Pernahkan Anda dalam situasi di mana sesuatu tidak bekerja dengan benar?" kata Trump seperti diwartakan The Guardian, Senin (2/7).

Trump mengaku sadar jika hasil dari pertemuan dengan Korut di Singapura pada bulan lalu bisa dinyatakan gagal. Dia mengatakan, kekepakatan yang dicapai dengan pemimpint tertinggi Korut Kim Jong-un dilakukan tanpa konsensus apapun. Dia mengungkapkan, kepergiannya ke KTT Singapura dia laksanakan tanpa harus melakukan apapun. "Kami tidak memberikan apapun, coba Anda pikirkan apa yang telah saya lakukan? Saya pergi ke Singapura dan diberitakan telah melakukan pertemuan. Tapi sebenarnya kami tidak melakukan apapun," katanya.

Meski demikian, AS dan Korea Selatan (Korsel) sepakat untuk menghentikan latihan militer gabungan mereka. Latihan tersebut kerap dilakukan sebagai langkah antisipasi potensi serangan yang mungkin dilakukan Korut.

Trump mengatakan, pembatalan latihan militer gabungan itu dilakukan sebagai langkah pencegahan agar Korut berhenti melakukan uji coba roket. Lagipula, dia mengatakan, latihan tersebut telah menghabiskan biaya yang sangat mahal.

Sebelumnya, Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton mengatakan, pelucutan senjata nuklir Korut dapat dirampungkan dalam kurun waktu satu tahun. Meski demikian, Bolton menolak berkomentar terkait temuan intelejen yang menyebut jika Pyongyang telah membuat perkembangan baru terkait reaktor nuklir mereka.

Bolton hanya mengatakan jika Presiden Trump tidak sedang dibodoh-bodohi oleh Kim Jong-un. Dia menegaskan, presiden sangat waspada pola tingkah laku Korut dalam beberapa dekade terakhir sebelum melakukan pertemuan dengan AS.

"Kami sangat mengetahui risiko dari Korut untuk menggunakan negosiasi guna memberikan waktu bagi kelanjutan pengembangan program senjata kimia biologi dan rudal balistik mereka," kata Bolton.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement