Kamis 21 Jun 2018 14:33 WIB

Najib Razak: Saya Tahu Mana yang Benar dan Salah

Najib enggan bertenggungjawab atas skandal dana pemerintah di 1MDB

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Bilal Ramadhan
Mantan PM Malaysia, Najib Razak
Foto: The Star
Mantan PM Malaysia, Najib Razak

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak membantah bertanggung jawab atas skandal dana pemerintah 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Ia mengaku ratusan tas mewah dan uang tunai jutaan dolar yang disita dari rumahnya adalah hadiah pernikahan dan dana sumbangan kampanye.

Dalam wawancara pertamanya dengan Reuters setelah menerima kekalahan dalam pemilihan umum pada Mei lalu, Najib menyatakan ketidakbersalahannya. Dia mengatakan, dewan 1MDB yang bermasalah karena telah melakukan penggelapan uang jutaan dolar darinya.

"Jika saya tahu akan ada penyelewengan dana, jika hal itu sepengetahuan saya, saya akan bertindak," ujar Najib.

Dilansir dari The Guardian, 1MDB adalah dana pemerintah yang dibentuk oleh Najib pada 2009, tetapi pada 2015 terungkap lebih dari 4 miliar dolar AS telah digelapkan dari rekeningnya. Pencucian uang kemudian dilakukan di seluruh dunia. Dana itu diduga digunakan untuk mendanai penyewaan kapal pesiar, pembelian lukisan Picasso dan sejumlah properti, serta pembuatan film.

Dana sebanyak 681 juta dolar AS juga diduga disetorkan ke rekening bank pribadi Najib. Kerugian total dari pencurian uang 1MDB sekarang diperkirakan 10 miliar dolar AS.

Ketika masih berkuasa, Najib telah dibebaskan dari semua tuduhan. Namun setelah pemerintahan baru terpilih di bawah kepemimpinan Mahathir Mohamad, skandal 1MDB dijadikan prioritas utama untuk diselidiki.

Peran Najib dalam skandal itu telah menjadi pusat penyelidikan. Pada Selasa (19/6), Mahathir mengatakan penyelidikan terhadap Najib dan sekutu-sekutunya hampir rampung dan penangkapan mereka diperkirakan akan dilakukan dalam beberapa bulan mendatang.

Namun, Najib tetap mempertahankan pendapatnya dengan menyatakan hati nuraninya bersih. "Saya tidak berpesta di kapal pesiar, saya juga belum pernah melihat lukisan itu sama sekali," kata dia.

“Saya tidak menyadari pembelian apapun. Hal itu dilakukan tanpa sepengetahuan saya. Saya tidak akan pernah mengizinkan dana 1MDB untuk digunakan membeli barang-barang itu. Saya sudah berada di pemerintahan begitu lama, saya tahu mana yang benar dan mana yang salah," ungkapnya.

Najib menambahkan, dia tidak tahu uang yang disetorkan ke rekening bank pribadinya berasal dari 1MDB. Dia juga mencuci tangan dari segala tanggung jawab atas tindakan yang dilakukan Jho Low. Low adalah seorang pengusaha Malaysia yang bertindak sebagai konsultan untuk 1MDB.

Ia diduga bertanggung jawab atas penggelapan uang 1MDB ke AS, serta pendanaan film Wolf of Wall Street yang diproduksi oleh anak tiri Najib, Riza Ahmad. Pihak berwenang Malaysia baru-baru ini mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Low sehubungan dengan skandal 1MDB.

"Saya tidak memberinya instruksi, tetapi dia menawarkan diri untuk melakukan hal-hal tertentu, yang menurutnya akan membantu 1MDB. Tapi apa pun yang dia lakukan pada akhirnya adalah tanggung jawab manajemen dan dewan," ungkap Najib.

Sebagai bagian dari investigasi 1MDB, beberapa penggerebekan telah dilakukan di sejumlah properti Najib. Polisi telah menyita 274 tas mewah Birkin serta uang tunai sebesar 29 juta dolar AS.

Najib menegaskan, tas-tas itu adalah hadiah untuk istrinya dan hadiah pernikahan yang diberikan kepada putrinya. Sementara uang tunai yang disita adalah hasil sumbangan untuk kampanye pemilihan.

"Sebagai presiden partai, saya harus mempersiapkan pemilu, dan pemilihan umum adalah urusan yang sangat mahal. Sumbangan digalang secara tunai pada waktu pemilihan," kata Najib.

Kasus lain yang menyeret Najib adalah pembunuhan Altantuya Shaaribuya, seorang penerjemah Mongolia yang merupakan kekasih dari teman dekat Najib, Razak Baginda. Pemerintah diduga menutupi kematiannya karena ia tahu tentang kesepakatan pertahanan pemerintahan Najib yang korup, telah menggantungkan politik Malaysia selama lebih dari satu dekade.

Saat ini telah ada seruan dari pemerintahan baru untuk membuka kembali kasus tersebut. Namun Najib menegaskan kembali bahwa ia tidak terlibat.

"Kasus Altantuya sudah ditangani. Tidak ada bukti apapun bahwa saya pernah bertemu dengannya, tidak ada catatan, tidak ada gambar, atau saksi yang mengatakan saya mengenalnya. Nama saya tidak muncul selama persidangan sama sekali," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement