Selasa 30 Apr 2019 15:52 WIB

Sri Lanka Masih Siaga Tinggi Jelang Ramadhan

Gerilyawan diprediksi akan melancarkan serangan sebelum Ramadhan.

Tentara Angkatan Laut Sri Lanka melakukan pemeriksaan keamanan terhadap pengendara motor di Kolombo, Sri Lanka, Kamis (25/4).
Foto: AP Photo/Eranga Jayawardena
Tentara Angkatan Laut Sri Lanka melakukan pemeriksaan keamanan terhadap pengendara motor di Kolombo, Sri Lanka, Kamis (25/4).

REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Pejabat Sri Lanka mengatakan pasukan keamanan tetap mempertahankan siaga tinggi setelah intelijen melaporkan gerilyawan garis keras sedang merencanakan serangan susulan menjelang bulan suci Ramadhan, Selasa (30/4). Kepala divisi keamanan menteri (MSD) dalam surat yang dilayangkan kepada anggota parlemen dan lembaga keamanan lainnya menyebutkan kemungkinan akan terjadi serangan pada Ahad atau Senin oleh militan berseragam militer.

Tidak ada serangan yang terjadi pada Ahad dan Senin, namun keamanan di seluruh Sri Lanka, yang mayoritas warganya beragama Budha ditingkatkan. Polisi menangkap sejumlah tersangka garis keras sejak serangan 21 April di sejumlah hotel mewah dan gereja yang menewaskan lebih dari 250 orang, termasuk 40 warga asing.

Baca Juga

"Keamanan masih siaga tinggi dalam beberapa hari lantaran militer dan polisi masih melacak para tersangka," kata pejabat intelijen kepolisian, Selasa.

Sumber pemerintah lainnya mengungkapkan kepada Reuters sebuah dokumen telah disebarluaskan ke sejumlah lembaga keamanan utama. Dokumen itu berisi instruksi agar semua polisi dan pasukan keamanan tetap siaga tinggi. Gerilyawan diprediksi akan melancarkan serangan sebelum Ramadhan.

Sri Lanka mulai menjalankan ibadah puasa pada 6 Mei. Pemerintah melarang kaum perempuan untuk mengenakan burka di bawah undang-undang darurat yang diberlakukan pascaserangan Ahad Paskah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement