Rabu 17 Jun 2015 17:02 WIB

'Rusia Pamer Kekuatan Nuklir'

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menlu AS John Kerry.
Foto: Itv.com
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menlu AS John Kerry.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengaku akan menambah senjata nuklir di perbatasannya yang terancam.

Hal tersebut mengundang keprihatinan dari Menteri Luar Negeri AS John Kerry. "Tidak ada yang ingin mendengar pengumuman semacam itu dari pemimpin negara besar," kata Kerry, Selasa (16/6).

Ia juga menegaskan AS tidak menginginkan kondisi kembali ke status Perang Dingin. Kolonel Militer AS Steve Warren mengatakan peralatan militer yang akan dikirim ke negara Eropa adalah peralatan sederhana untuk latihan.

"Peralatan yang akan dipindahkan ke Eropa adalah peralatan latihan, bukan senjata nuklir. Anda tahu bedanya," kata Warren di Pentagon.

Ia juga mengatakan AS telah menjelaskan hal tersebut pada Rusia. Menurut Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, pengumuman Putin dapat menyebabkan destabilisasi yang berbahaya. Ia juga menuduh Rusia pamer kekuatan.

Menurutnya, gertakan nuklir Rusia tidak dibenarkan. Meski demikian, hal tersebut menjadi pembenaran Barat harus mempersiapkan diri.

"Inilah salah satu alasan mengapa kita sekarang meningkatkan kesiapan dan kesiagaan," kata Stoltenberg, di Brussels.

Namun sebenarnya, Putih telah mengumumkan penambahan rudal balistik antarbenua pada tahun lalu. Menurut ahli militer yang juga kepala Center for Strategic Trends Studies, Ivan Konovalov mengatakan Rusia sedang mengganti rudal balistik antarabenua (ICMB) usang yang dioperasikan dan diproduksi Ukraina.

Kini ICMB baru diproduksi oleh Rusia sendiri. Saat ini, lebih dari 330 unit senjata dan peralatan militer Rusia adalah yang paling baru dan modern. Putin mengatakan 70 persen peralatan militer yang digunakan Rusia pada 2020 akan menjadi peralatan dengan kualitas paling baru.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement