Ahad 15 Nov 2015 15:56 WIB
Serangan teror Paris

Serangan Paris, Donald Trump Malah Salahkan Prancis

Capres AS dari Partai Republik, Donald Trump
Foto: trumpthemedia.com
Capres AS dari Partai Republik, Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, BEAUMONT -- Serangkaian serangan teror di Paris mengakibatkan setidaknya 153 korban tewas. Itu adalah tragedi berdarah terbesar di Prancis setelah Perang Dunia II. Presiden Francois Hollande menyalahkan militan ISIS sebagai dalang di balik serangan itu.

Capres Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik Donald Trump malah 'menyalahkan' Prancis sebagai biang banyaknya korban tewas. Menurut Trump, undang-undang tentang kontrol kepemilikan senjata ikut berkontribusi atas tingginya angka kematian dalam serangan di Paris.

Prancis diketahui memiliki aturan ketat soal kepemilikan senjata api. Nyatanya, hanya sedikit warga yang dibolehkan membawa senjata. Menurut Trump, andai saja warga membawa senjata, korban tewas serangan teror tidak sebanyak itu.

"Anda dapat mengatakan apa yang Anda inginkan, tetapi jika mereka memiliki senjata-jika orang-orang kami memiliki senjata, jika warga Prancis diizinkan untuk membawa senjata-itu akan membuat situasi jauh berbeda," kata Trump dilansir dari Washington Post, dalam rangkaian kampanye di tenggara Texas pada Sabtu (14/11) sore waktu setempat.

"Saya mendengarnya sepanjang waktu, Anda tahu Anda melihat kota-kota tertentu yang memiliki kekerasan tertinggi, masalah tertinggi dengan senjata dan penembakan dan pembunuhan. Chicago adalah contoh, undang-undang senjata terketat di Amerika Serikat, tidak ada masalah. Jadi negara kita lebih baik cerdas karena kita tidak pintar sekarang."

Komentar 'serangan' ke Prancis merupakan kedua kalinya dilontarkan Trump. Pada bulan Januari lalu, ia juga mengeluarkan pendapat serupa terkait serangan bersenjata sebagai imbas pemuatan kartun Charlie Hebdo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement