Ahad 12 Feb 2017 19:10 WIB

Korut Gelar Uji Rudal Pertama di Masa Trump

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Dwi Murdaningsih
Rudal Korut yang diluncurkan pada 2009
Foto: AFP
Rudal Korut yang diluncurkan pada 2009

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara kembali melakukan uji peluncuran rudal. Militer Korea Selatan melaporkannya sebagai jenis jarak menengah kelas Musudan, Ahad (12/2). Rudal tersebut diluncurkan pukul 7.55 pagi hari Sabtu waktu setempat.

Rudal mendarat di Laut Jepang dari basis udara Banghyon di utara provinsi Pyongan. Militer Korut dan AS mengatakan rudal bukan jenis Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) yang sering digembar-gemborkan Korut.

Kantor Kepala Staf Gabungan di Korsel mengatakan rudal tersebut meluncur sejauh 500 km. "Penilaian kami ini untuk menunjukkan respons yang melawan keras tindakan Korut," tertulis dalam pernyataan kantor.

Sementara, sumber militer Korsel mengatakan rudal mencapai altitud sekitar 550 km. Laporan awal menyebut rudal kemungkinan jenis Rodong. Namun tak lama diralat menjadi jenis Musudan yang bisa terbang mencapai ketinggian 3.000-4.000 km.

Korut telah meluncurkan delapan Musudan tahun lalu. Hanya satu yang dianggap sukses oleh pakar dari Korsel dan AS. Satu rudal bahkan hanya mencapai ketinggian 400 km saat uji bulan Juni.

Uji rudal pertama Korut pada pemerintahan Presiden AS Donald Trump ini tidak mengejutkan AS. Pekan lalu, Menteri Pertahanan James Mattis memperingatkan setiap aksi provokasi Korut akan selalu dibalas AS.

Ia juga mengonfirmasi penempatan sistem pertahanan rudal di Korsel pada tahun ini. Seorang pejabat mengatakan pemerintah Trump sudah menduga Korut akan kembali melakukan aksi provokasi.

"Ini tidak mengejutkan, pemimpin Korut ingin menarik perhatian di masa seperti ini," kata pejabat anonim. Menurutnya, AS akan meresponsnya tanpa menimbulkan ketegangan lebih lanjut.

Pemerintah Trump juga akan meningkatkan tekanan pada Cina untuk menangani sekutu komunisnya itu. Sebelumnya, Trump pernah mengatakan apa yang dilakukan Cina belum cukup.

Pekan lalu, Trump melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden Cina, Xi Jinping. Cina sudah beberapa kali menyatakan kekecewaan atas provokasi berulang Pyongyang. Kementerian Luar Negeri Cina tidak menjawab permintaan respons atas uji kali ini.

Uji rudal Ahad dilakukan sehari setelah Trump menggelar pertemuan dengan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe di AS. Dalam pertemuan tersebut, Trump menegaskan dukungan terhadap Jepang.

"Saya ingin semua orang mengerti dan sepenuhnya tahu, bahwa AS berada di belakang Jepang, sekutu hebat kami, 100 persen," kata Trump saat konferensi pers bersama Abe di Palm Beach, Florida.

Pada Ahad, Abe merespons uji rudal Korut dan menyebutnya sangat tidak toleran. Ia menegaskan Korut seharusnya patuh pada resolusi Dewan Keamanan PBB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement