Ahad 20 Nov 2016 06:13 WIB

Demonstrasi Menuntut Presiden Korsel Mundur Berlanjut

Rep: Sri Handayani/ Red: Andri Saubani
Demonstrasi di Seoul, Sabtu (19/11) menuntut Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye mundur dari jabatannya.
Foto: REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Demonstrasi di Seoul, Sabtu (19/11) menuntut Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye mundur dari jabatannya.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL – Ratusan ribu demonstran turun ke jalan-jalan di Seoul pada Sabtu (19/11). Mereka memprotes Presiden Korea Selatan (Korsel) Park Geun-hye untuk turun dari jabatan. Park menolak tuntutan para demonstran untuk mundur di tengah krisis politik yang tengah berlangsung di negara tersebut. Ia diduga melibatkan seorang teman lama ikut campur dalam urusan negara. 

Skandal ini mengguncang posisi Presiden Park. Rakyat Korsel bersatu menyatakan ketidaksetujuan, yang berpuncak pada protes akhir pekan lalu. Aksi tersebut diperkirakan diikuti oleh sejuta orang yang berbasis di Seoul. Demonstrasi juga dilakukan di berbagai daerah. 

Sumber di kepolisani menyatakan, setidaknya 155 ribu orang berkumpul di pusat Seoul awal Sabtu kemarin untuk mengikuti parade lilin. Pihak penyelenggara menyatakan ada lebih dari 500 ribu orang. Seperti dilansir the Huffington Post, Park berjanji untuk bersikap kooperatif dalam penyelidikan kasus tersebut. Jaksa dikabarkan akan membacakan dakwaan terhadap teman Park, Choi Soon-sil dan dua mantan ajudan presiden, besok (21/11).

Perlu diketahui, tidak semua warga Korsel menyerukan Presiden untuk mundur. Sekelompok pengunjuk rasa konservatif juga berkumpul di luar stasiun Seoul untuk membela Presiden. “Enam belas juta orang memilih Presiden Park. Tak masuk akal memintanya mundur begitu saja,” kata anggota Asosiasi Veteran Korea yang juga pensiunan berusia 78 tahun, Geum Sang-chul. Ia bergabung dengan kelompok kontra-demonstran yang diperkirakan berkekuatan 11 ribu orang. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement