Ahad 22 Apr 2018 04:23 WIB

Palestina Desak PBB Bentuk Tim Penyelidik Kejahatan Israel

Dubes Palestina untuk PBB meminta PBB menyelidiki kejahatan Israel.

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Bayu Hermawan
Wanita Palestina demo
Foto: AP
Wanita Palestina demo

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Duta Besar Palestina Riyad Mansour untuk PBB meminta Dewan Keamanan PBB untuk membentuk komisi independen yang ditugaskan untuk menyelidiki kejahatan Israel. Termasuk peristiwa terbaru tentang demonstran Palestina yang tewas dan terluka di jalur Gaza yang terkepung.

Mansour mengatakan, bahwa Otoritas Palestina (PA) akan menyerahkan daftar keluhan dalam beberapa hari mendatang ke Dewan Hak Asasi Manusia PBB. Pihaknya bermaksud meminta untuk membentuk komite investigasi atau misi pencari fakta.

"Tampaknya pasukan pendudukan Israel tidak menahan diri, mereka tidak mendengarkan siapa pun dan mereka melanjutkan pembantaian ini," kata Mansour kepada wartawan di New York, pada Jumat (20/4) malam waktu setempat

Dilaporkan Aljazirah, pernyataan itu merujuk pada peristiwa ketika pasukan Israel menembak mati empat orang Palestina, termasuk seorang bocah berusia 15 tahun, dan melukai ratusan lainnya saat lebih dari 10 ribu orang berkumpul dalam demonstrasi massal di Jalur Gaza. Mereka menuntut hak untuk pulang kembali bagi para pengungsi Palestina.

Demonstrasi hari Jumat adalah yang keempat dalam beberapa pekan dari rencana aksi duduk selama beberapa pekan yang dijuluki Great March of Return. Kematian terakhir membuat jumlah orang Palestina yang dibunuh oleh Israel sejak protes dimulai pada akhir Maret itu mencapai 39 orang. Menurut kementerian kesehatan Palestina, lebih dari 4.000 orang terluka.

Selama berpekan-pekan, penggunaan kekuatan mematikan Israel telah menarik kecaman internasional.Israel pekan lalu mengatakan akan meluncurkan penyelidikan atas pembunuhan seorang demonstran yang masih anak-anak. Tetapi Israel terus menerapkan kebijakan penembakan di sepanjang perbatasan dengan Gaza.

Mansour mencatat beberapa penolakan negara-negara anggota Arab jika Israel meluncurkan penyelidikan mereka sendiri. Karena mereka menganggap hasil penyelidikan itu tidak dapat kredibel. Ia menegaskan kembali seruannya untuk penyelidikan yang independen dan tidak berat sebelah.

Sampai saat ini, DK PBB belum mengomentari peristiwa di Gaza. Hal itu karena Amerika Serikat (AS) terus memblokir pernyataan yang diusulkan kritis terhadap penggunaan kekuatan Israel terhadap demonstran yang tidak bersenjata. ASmerupakan anggota permanen dari dewan tersebut dan sekutu Israel.

Dengan demikian, PA telah memutuskan untuk beralih ke Dewan Hak Asasi Manusia yang berbasis di Jenewa untuk meminta bantuan. Dewan di masa lalu menyetujui permintaan Palestina, Mansour mencatat, ketika menyetujui tiga misi pencarian fakta.

Awal bulan ini, jaksa Pengadilan Pidana Internasional menyerukan diakhirinya kekerasan di Gaza. Ia menambahkan bahwa wilayah Palestina tunduk pada pemeriksaan awal oleh kantornya dan dia memantau peristiwa di sana dengan cermat.

Seruan itu dilakukansehari setelah kematian Fotografer Yaser Murtaja, yang kehilangan nyawanya. Murtaja ditembak di perut oleh pasukan Israel, meskipun mengenakan jaket biru yang ditandai dengan kata "pers".

Sebelumnya Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres meminta "lpenyelidikan independen dan transparan, bersama dengan beberapa penyelidik hak asasi manusia yang independen.

Dalam sebuah pernyataan pekan lalu, para penyelidik menyatakan kemarahannya. Penembakan peluru tajam mungkin merupakan jumlah pembunuhan dan cedera yang tidak sah. Mereka mencatat bahwa penyelidikan independen adalah satu-satunya cara untuk benar-benar mengatasi apa yang telah terjadi di Gaza, dan mencegah terulang kembali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement