Kamis 12 Jul 2018 07:43 WIB

Israel Lepaskan Tujuh Penumpang Kapal Gaza

Setelah digeledah, kapal dan penumpangnya akan dibawa ke Port of Ashdod Israel

Rep: Winda Destiana Putri/ Red: Bilal Ramadhan
Israel mengatakan tidak akan membiarkan kapal merapat ke Jalur Gaza.
Foto: AP
Israel mengatakan tidak akan membiarkan kapal merapat ke Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Israel pada hari Rabu melepaskan tujuh penumpang dari armada kemanusiaan Palestina yang berusaha memecahkan blokade Gaza selama bertahun-tahun. Armada itu dicegat oleh pasukan angkatan laut Israel pada hari Selasa. Raed Abu Dair, koordinator Komite Nasional Gaza untuk Memecahkan Pengepungan, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa semua penumpang kapal kecuali kapten dan asistennya dibebaskan.

Menyatakan bahwa mereka yang dibebaskan tiba di Gaza dengan melewati kota Beit Hanoun di Jalur Gaza utara, dia meminta organisasi internasional untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi kapten dan asistennya. Sebelumnya, juru bicara militer Israel Avichay Adraee mengatakan kapal, yang membawa delapan penumpang, dihentikan tanpa alasan.

Adraee mengatakan bahwa setelah digeledah, kapal dan penumpangnya akan dibawa ke Port of Ashdod Israel. Dia telah mempertahankan apa yang dia sebut sebagai "garis laut" Israel di Gaza, menyebutnya "penting dan legal untuk menjaga keamanan Israel dan perbatasan maritimnya".

Armada itu berangkat dari pantai Gaza Selasa pagi dengan harapan dapat menembus blokade Israel selama 11 tahun di Jalur Gaza. Itu adalah armada kemanusiaan kedua yang berangkat dari Gaza sejak Palestina pertama kali mulai menggelar unjukrasa di sepanjang pagar keamanan Gaza-Israel pada 30 Maret tahun ini.

Sebuah armada sebelumnya yang berangkat dari Gaza pada 29 Mei membawa pasien medis Palestina dan mahasiswa juga disadap. Sejak 2007, Jalur Gaza telah menderita di bawah blokade Israel yang melumpuhkan yang telah memusnahkan ekonominya dan merampas sekitar 2 juta penduduk dari banyak komoditas pokoknya.

Sejak 30 Maret, lebih dari 130 warga Palestina telah menjadi martir oleh tembakan tentara Israel dan ribuan lainnya terluka ketika mengambil bagian dalam demonstrasi reguler di sepanjang pagar keamanan Gaza-Israel. Demonstran menuntut diakhirinya pendudukan Israel selama puluhan tahun di tanah Palestina dan blokade yang sedang berlangsung, yang telah membawa Jalur Gaza yang miskin ke ambang malapetaka kemanusiaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement