Sabtu 11 Aug 2018 08:42 WIB

Rusia Prihatin Atas Memburuknya Situasi di Gaza

Serangan Israel sejauh ini dilaporkan telah menewaskan tiga warga Palestina di Gaza.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Dwi Murdaningsih
Polisi Palestina menunjukkan bangunan yang rubuh akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza, Sabtu (14/7). Serangan ini merupakan serangan terburuk sejak perang Israel-Gaza tahun 2014.
Foto: AP Photo/Khalil Hamra
Polisi Palestina menunjukkan bangunan yang rubuh akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza, Sabtu (14/7). Serangan ini merupakan serangan terburuk sejak perang Israel-Gaza tahun 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia menyuarakan keprihatinan mendalam atas eskalasi dan memburuknya situasi di Jalur Gaza. Rusia menyerukan Palestina dan Israel menahan diri guna menghindari konfrontasi lebih lanjut.

"Moskow menyuarakan keprihatinan serius atas eskalasi berbahaya dengan latar belakang ketegangan yang tak hilang-hilang," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova pada Kamis (9/8), dikutip laman kantor berita Rusia TASS.

Ia menilai, risiko konfrontasi bersenjata yang terjadi di perbatasan Israel dengan Gaza meningkat signifikan. "Mereka penuh dengan korban sipil baru di kedua belah pihak dan tergelincirnya situasi kemanusiaan di wilayah kantong Palestina (Gaza)," ujarnya.

Rusia mendesak Israel dan Palestina menahan diri agar situasi tak kian memburuk. Di sisi lain, Rusia pun memperingatkan tentang pentingnya dialog atau perundingan perdamaian antara kedua negara berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB dan Prakarsa Perdamaian Arab.

"Setiap keputusan sepihak yang diambil dalam memotong peraturan internasional untuk penyelesaian perdamaian Timur Tengah tidak memfasilitasi gerakan untuk tujuan ini," kata Zakharova.

Situasi di Jalur Gaza kembali memanas dalam dua hari terakhir. Pada Rabu (8/8) malam, kelompok perlawanan Palestina di Gaza meluncurkan 150 roket ke wilayah Israel. Serangan roket berlanjut hingga Kamis. Satu roket di antaranya menghantam kota Beersheba. Itu adalah roket pertama yang menghantam Israel sejak perang pada 2014.

Serangan roket itu direspons Israel dengan mengerahkan armada jet tempurnya. Lebih dari 140 target strategis Hamas di Gaza jadi sasaran serangan jet-jet tempur Israel.

Israel Defense Force (IDF), dalam keterangan di Twitter resminya menyebut, jet-jet tempur Israel menargetkan lebih dari 20 situs teror di kompleks militer dan kamp pelatihan Hamas. Situs yang dihancurkan antara lain pabrik senjata, fasilitas penyimpanan militer, dan kompleks yang digunakan angkatan laut Hamas serta tempat peluncuran roket.

"Selain itu, lima kamp pelatihan menjadi sasaran serta gudang utama dan titik pertemuan yang digunakan oleh komandan senior Brigade Khan Yunis. Sejauh ini, lebih dari 140 lokasi militer strategis Hamas telah ditargetkan," kata IDF.

Serangan Israel sejauh ini dilaporkan telah menewaskan tiga warga Palestina di Gaza. Dua di antaranya adalah seorang wanita hamil dan putrinya yang masih berusia satu tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement