Kamis 28 Jun 2018 15:05 WIB

Indonesia Beri Bantuan Dua Juta Dolar AS untuk Palestina

Bantuan tersebut ditujukan untuk pengembangan kapasitas rakyat Palestina.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Reiny Dwinanda
 Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengenakan syal bergambar bendera Palestina dan Indonesia pada pembukaan Bali Democracy Forum Ke- 10 di Indonesia Convention Exebation (ICE) Serpong, Banten Kamis (7/12).
Foto: AP/Tatan Syuflana
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengenakan syal bergambar bendera Palestina dan Indonesia pada pembukaan Bali Democracy Forum Ke- 10 di Indonesia Convention Exebation (ICE) Serpong, Banten Kamis (7/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Pemerintah Indonesia telah memberikan bantuan sebesar dua juta dolar AS untuk Palestina. Bantuan tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno LP Marsudi, dalam pertemuan Conference on Cooperation among East Asian Countries for Palestinian Development (CEAPAD) III di Bangkok, Thailand, pada Rabu (27/6).

Dana tersebut diberikan sebagai bentuk komitmen Indonesia dalam program pengembangan kapasitas (capacity building) untuk terus membantu perjuangan rakyat Palestina. Program tersebut mencakup sektor pertanian, kewirausahawan, pemberdayaan perempuan, teknologi informasi dan komunikasi, tata pemerintahan, dan pendidikan.

Menurut keterangan resmi yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri RI, bantuan akan disalurkan dalam kerangka Three-year Work Plan (2019-2021) CEAPAD. Program tiga tahun CEAPAD ini secara khusus memuat usulan program pengembangan kapasitas sesuai dengan kebutuhan Palestina dan sumber daya yang dimiliki oleh negara-negara peserta CEAPAD.

Bantuan tersebut merupakan kelanjutan bantuan peningkatan kapasitas yang terus diberikan oleh Indonesia kepada rakyat Palestina. Sejauh ini, Indonesia telah memberikan 169 program pengembangan kapasitas yang melibatkan hampir 2.000 warga Palestina.

Baca juga: Menlu Retno: Palestina Butuh Bantuan dan Perhatian Dunia

Saat ini, Indonesia sedang mempersiapkan bantuan tambahan berupa obat-obatan dan desalinasi air di Gaza. Selain kerja sama penguatan kapasitas, dalam pertemuan CEAPAD III Menlu Retno juga menekankan perlunya komunitas internasional untuk memberikan insentif kepada sektor bisnis.

“Insentif ini akan mendorong pembentukan lingkungan untuk pertumbuhan ekonomi Palestina yang mandiri," ujar Retno. Indonesia telah menginisiasi pemberlakukan tarif 0 persen bagi beberapa produk Palestina pada 2018.

CEAPAD adalah forum yang dibentuk sejak 2013 sebagai wadah bagi negara-negara Asia Timur untuk membantu meningkatkan kapasitas Palestina. Indonesia telah menjadi tuan rumah CEAPAD II di Jakarta pada 2014 dan tuan rumah serta ketua pertemuan CEAPAD tingkat pejabat tinggi di Jakarta pada 31 Mei lalu untuk mempersiapkan CEAPAD III di Bangkok.

Sebelum Pertemuan CEAPAD dimulai, pada Selasa (26/6), Menlu Retno telah melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Palestina, Riad Maliki. “Pemerintah bersama rakyat Indonesia akan terus berjuang hingga rakyat Palestina memperoleh kemerdekaannya," kata Retno dalam pertemuan itu.

Maliki kemudian menyampaikan penghargaan dan apresiasi rakyat Palestina terhadap komitmen Indonesia yang tidak pernah surut terhadap perjuangan rakyat Palestina. Dalam pertemuan tersebut, kedua menlu membahas situasi terakhir di Gaza dan mendiskusikan opsi terbaik yang mungkin dilakukan untuk mendorong kembali proses perundingan damai Palestina-Israel.

“Negara-negara di luar kawasan, khususnya negara mayoritas Muslim, harus dilibatkan dalam mendorong proses perdamaian Palestina-Israel," ungkap Maliki.

Selain bertemu dengan Menlu Palestina, Menlu Retno juga bertemu dengan Commissioner General United Nations Relief and Works Agency (UNRWA), Pierre Krahenbuhl, pada Rabu (27/6). Keduanya membahas mengenai langkah dan rencana ke depan UNRWA yang tengah menghadapi krisis finansial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement