Rabu 16 Jan 2019 18:52 WIB

Iran akan Pertahankan Pasukan di Suriah Meski Diancam Israel

Israel mengancam menyerang pasukan Iran jika tidak meninggalkan Suriah.

Rep: Fira Nursya'bani/Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Bangunan yang hancur akibat pengeboman di Ghouta timur, pinggiran Damaskus, Suriah, Kamis (22/2).
Foto: Ghouta Media Center via AP
Bangunan yang hancur akibat pengeboman di Ghouta timur, pinggiran Damaskus, Suriah, Kamis (22/2).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kepala Garda Revolusi Iran Mayor Jendral Mohammad Ali Jafari mengatakan negaranya akan tetap mempertahankan pasukan mereka di Suriah. Hal itu menantang ancaman Israel yang mengatakan akan menyerang mereka jika tidak meninggalkan Suriah secepatnya.

"Republik Islam Iran akan tetap mempertahankan penasihat militer, pasukan revolusi dan senjata di Suriah," kata Jafari seperti dikutip kantor berita ISNA, Rabu (16/1).

Pada Selasa (15/1), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengeluarkan ancaman terhadap Iran. Ia mengatakan pasukan Israel akan melanjutkan serangan mereka ke pasukan Iran di Suriah jika mereka tidak segera keluar dari sana.

Jafari mengatakan ancaman Netanyahu sebagai 'lelucuoan'. Jafari pun memperingatkan pemerintah Israel 'tengah bermain-main dengan buntut singa'. "Anda harusnya takut pada hari dimana rudal kami yang presisi mengaum dan jatuh di kepala Anda," kata Jafari.

Iran dan Rusia sudah mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad selama tujuh tahun dalam berperang melawan pemberontak dan militan. Iran mengirim ribuan pasukan mereka ke Suriah.

Sementara itu Israel semakin khawatir musuh mereka Iran membangun markas militer jangka panjang di Suriah. Israel mengatakan sudah melakukan hampir lebih dari 200 serangan ke markas-markas Iran di Suriah selama dua tahun terakhir.

Baca: Rusia Minta Jepang Akui Hasil Perang Dunia II

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement