Senin 05 Nov 2018 11:47 WIB

ISIS Tewaskan Puluhan Petempur yang Didukung AS

Serangan dilakukan saat SDF hendak menggempur markas ISIS.

Gerakan ISIS (ilustrasi)
Foto: VOA
Gerakan ISIS (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Gerilyawan ISIS pada Ahad (4/11) membunuh dan melukai 32 petempur Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung di Suriah Timur, kata satu kelompok. Dengan memanfaatkan cuaca buruk, anggota ISIS melancarkan "serangan gencar" terhadap petempur SDF.

"Serang dilakukan saat SDF bersiap untuk melancarkan gelombang kedua serangan terhadap daerah kantung yang dikuasai ISIS di Suriah Timur," kata Observatorium bagi Hak Asasi Manusia.

Kelompok pemantau yang berpusat di Inggris tersebut menyatakan gerilyawan ISIS menyerang posisi SDF di Daerah Al-Bahra di dekat Kota Kecil Hajin, salah satu kota kecil yang dikuasai ISIS di pinggir timur Sungai Eufrat di sisi timur Provinsi Deir Az-Zour.

Baca juga, Serangan Udara Tewaskan 25 Gerilyawan ISIS di Kirkuk.

Serangan itu membuat kemajuan petempur ISIS di daerah tersebut dan mundurnya garis pertahanan pertama SDF. "Serangan itu dilancarkan secara mengejutkan," kata Observatorium tersebut.

Serangan dimulai dengan beberapa pengeboman bunuh diri dan koalisi pimpinan AS berusaha memberikan dukungan udara buat SDF dengan menyerang gerilyawan ISISI yang membuat kemajuan di daerah tersebut. "Kendaraan lapis baja AS juga ikut dalam menghadapi serangan ISIS," kata Observatorium itu, sebagaimana dilaporkan Xinhua, Senin.

Serangan udara pimpinan AS tak bisa berbuat banyak akibat tebalnya kabut. Pada Ahad pagi, Observatorium Suriah mengatakan 14 orang tewas akibat serangan udara pimpinan AS.

Sementara itu, pertempuran di pinggir timur Sungai Eufrat masih berkecamuk setelah gerak maju gerilyawan ISIS. Koalisi masih membombardir daerah tersebut untuk memaksa kelompok yang dicap teroris itu mundur.

Serangan gerilyawan IS pada Ahad dilancarkan saat SDF melancarkan babak baru operasi guna mengalahkan IS di kubu terakhirnya di Suriah Timur. Ini setelah upaya pertama yang gagal dimulai pada 10 September.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement