Jumat 17 Jun 2011 07:27 WIB

10 Tersangka Anggota Alqaidah Ditangkap di Yaman

REPUBLIKA.CO.ID,ADEN--Aparat keamanan Yaman menangkap 10 tersangka anggota Al-Qaidah di kota wilyah selatan, Aden, kata seorang pejabat keamanan kepada AFP, Kamis. "Tujuh tersangka anggota Al-Qaida ditangkap Rabu di sebuah daerah di Aden setelah mereka menyusup dari provinsi Abyan," markas Al-Qaida, kata pejabat itu, dengan menambahkan bahwa pasukan keamanan menyita senapan-senapan AK-47 yang dibawa oleh militan-militan tersebut.

Tiga orang lain ditangkap ketika "mereka berusaha memasang bom" di dekat sebuah hotel di Aden, kata pejabat itu. Pasukan keamanan Yaman ditempatkan dalam jumlah besar di Aden di tengah kekhawatiran bahwa bentrokan antara gerilyawan Al-Qaida dan pasukan keamanan di Zinjibar, ibu kota Abyan, akan meluas ke kota pelabuhan strategis itu.

Sedikitnya 81 prajurit dan polisi tewas dan lebih dari 200 orang cedera dalam bentrokan-bentrokan dengan militan di Zinjibar, menurut seorang pejabat militer. Di daerah berdekatan Huta, puluhan orang bersenjata yang diduga gerilyawan Al-Qaida menyerang bangunan-bangunan pemerintah dan keamanan, Rabu, menewaskan dua polisi dan mencederai lima orang, kata beberapa petugas medis dan penduduk.

Para pejabat keamanan mengatakan bahwa militan itu adalah Al-Qaidah, namun oposisi politik menuduh pemerintah Presiden Ali Abdullah Saleh mengada-ada tentang ancaman jihad dengan tujuan menangkal tekanan Barat terhadap kekuasaannya yang telah berlangsung 33 tahun. Yaman adalah negara leluhur almarhum pemimpin Al-Qaidah Usamah bin Laden dan hingga kini masih menghadapi kekerasan separatis di wilayah utara dan selatan.

Yaman Utara dan Yaman Selatan secara resmi bersatu membentuk Republik Yaman pada 1990 namun banyak pihak di wilayah selatan, yang menjadi tempat sebagian besar minyak Yaman, mengatakan bahwa orang utara menggunakan penyatuan itu untuk menguasai sumber-sumber alam dan mendiskriminasi mereka. Negara-negara Barat, khususnya AS, semakin khawatir atas ancaman ekstrimisme di Yaman, termasuk kegiatan Al-Qaidah di Semenanjung Arab (AQAP).

Negara-negara Barat dan Arab Saudi, tetangga Yaman, khawatir negara itu akan gagal dan Al-Qaidah memanfaatkan kekacauan yang terjadi untuk memperkuat cengkeraman mereka di negara Arab miskin itu dan mengubahnya menjadi tempat peluncuran untuk serangan-serangan lebih lanjut.

Yaman menjadi sorotan dunia ketika sayap regional Al-Qaidah AQAP menyatakan mendalangi serangan bom gagal terhadap pesawat penumpang AS pada Hari Natal.

AQAP menyatakan pada akhir Desember 2009, mereka memberi tersangka warga Nigeria "alat yang secara teknis canggih" dan mengatakan kepada orang-orang AS bahwa serangan lebih lanjut akan dilakukan. Para analis khawatir bahwa Yaman akan runtuh akibat pemberontakan Syiah di wilayah utara, gerakan separatis di wilayah selatan dan serangan-serangan Al-Qaidah. Negara miskin itu berbatasan dengan Arab Saudi, negara pengekspor minyak terbesar dunia. Selain separatisme, Yaman juga dilanda penculikan warga asing dalam beberapa tahun ini.

sumber : antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement