Selasa 09 Oct 2012 11:20 WIB

Irak Enggan Memihak dalam Krisis di Suriah

 Seorang Tentara Pembebasan Suriah menembaki posisi tentara pemerintah Suriah di sebuah jalan di distrik Amariya Aleppo, Suriah, Senin (10/9).    (Manu Brabo/AP)
Seorang Tentara Pembebasan Suriah menembaki posisi tentara pemerintah Suriah di sebuah jalan di distrik Amariya Aleppo, Suriah, Senin (10/9). (Manu Brabo/AP)

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki, yang sedang berkunjung, mengatakan di Moskow, Senin (8/10), Irak takkan memihak dalam krisis Suriah -- yang situasinya tengah meningkat.

Meskipun mempertahankan hubungan erat dengan Rusia, Liga Arab dan mantan utusan khusus PBB-Liga Arab untuk Suriah Kofi Annan, Baghdad tak mendukung pemerintah Suriah maupun kelompok oposisi, kata al-Maliki kepada media setempat.

Malah, Irak mendukung "berbagai upaya yang ditujukan untuk menyelesaikan masalah secara damai, tapi tidak memihak pemerintah, yang berhadapan dengan rakyat", kata al-Maliki sebagaimana dikutip Interfax.

Sementara itu, Irak menentang campur tangan militer asing dalam urusan dalam negeri Suriah, kata Perdana Menteri tersebut sebagaimana dilaporkan Xinhua -- yang dipantau di Jakarta, Selasa.  Ia menambahkan ia khawatir krisis dapat menyebar ke seluruh wilayah tersebut.

Di dalam pidato yang disampaikan di Kementerian Luar Negeri Rusia, al-Maliki juga menyampaikan kesediaan untuk memperkuat hubungan militer dan ekonomi dengan Rusia.

Al-Maliki tiba di Rusia pada Senin (8.10) untuk kunjungan kerja atas undangan Presiden Rusia Vladimir Putin, demikian laporan layanan pers Kremlin.

Putin dan al-Maliki dijadwalkan bertemu pada Rabu (10/10) guna membahas peningkatan lebih lanjut kerja sama bilateral di bidang politik, perdagangan dan ekonomi serta kemanusiaan, kata Kremlin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement