REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia, Vladimir Putin akan menarik sebagian besar pasukan dari Suriah mulai Selasa (15/3). Presiden Putin beralasan, intervensi militer Rusia di negeri yang larut dalam peperangan itu sudah memenuhi target.
Dilaporkan the Guardian, Senin (14/3), keputusan tersebut disiarkan kepada Presiden Suriah, Bashar al-Assad, sebagai tindak lanjut dari pertemuan antara para menteri dari dua kepala negara itu di Kremlin, Rusia, beberapa waktu lalu. Intervensi militer Rusia sendiri sudah dimulai sejak akhir September 2015 lalu.
Terhadap keputusan Rusia ini, pihak sekutu masih memantau langkah selanjutnya. Sumber diplomat Barat kepada the Guardian menukas, pihaknya masih bersikap menunggu apa yang akan terjadi dengan langkah Presiden Putin ini. Dalam waktu dekat, diduga Presiden AS Barack Obama akan bertemu dengan Putin, untuk membahas tindak lanjut penarikan pasukan Rusia.
“Inilah Putin. Dia telah mengumumkan konsesi serupa beberapa waktu lalu dan tak ada yang berubah,” ujar sumber yang tak disebutkan namanya itu, Senin (14/3).
Keputusan ini bertepatan dengan dimulainya pembicaraan damai mengenai Suriah di Geneva, Swiss. Diduga, Presiden Putin merasa telah cukup berbuat untuk melindungi rezim Assad di Suriah dari kejatuhan akibat rongrongan ekstremis.
Namun, tegas Putin, militer Rusia akan tetap mempertahankan pangkalan udara Hemeimeem di Provinsi Latakia, Suriah. Selain itu, pasukan Rusia juga akan tetap bertahan di pelabuhan Tartus.