Ahad 25 Aug 2013 21:11 WIB

Assad Diyakini 'Negeri Barat' di Belakang Serangan Senjata Kimia

Rep: Ichsan Emrald Alamsyah / Red: Citra Listya Rini
Bashar Al Assad
Foto: REUTERS
Bashar Al Assad

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Beberapa pemimpin dunia, yang berkategori negara 'Super Power' telah menyatakan keprihatinan mereka terkait Suriah. Baik, Inggris maupun Prancis meyakini Bashar Al Assad menggunakan senjata kimia. 

Sementara Amerika Serikat (AS) tampaknya mulai beralih ke pilihan intervensi militer. AS yang sebelumnya ragu menyikapi Perang Suriah, mulai bergerak. Empat Kapal Perang Amerika mulai bergerak ke timur Laut Mediterania meski pejabat AS mengatakan belum memiliki perintah menyerang.

Sebelumnya Presiden AS Barack Obama menyadari intervensi militer bisa menjadi langkah untuk melawan Pemerintah Bashar al Assad. Khususnya setelah militer Suriah diduga menggunakan senjata kimia.

Meski begitu kapal perang AS yang dipersenjatai rudal balistik tersebut takkan meluncurkan serangan tanpa ada perintah langsung dari Gedung Putih. Obama, sebelumnya pun juga menekankan intervensi dalam Perang Sipil di Suriah bisa bermasalah. Khususnya karena sebelum melakukan serangan, AS juga harus meminta pertimbangan masyarakat internasional.

Untuk itu, Sabtu (24/8) kemarin, Obama telah bertemu dengan penasihat keamanan militer. Ia juga telah memerintahkan intelijen AS untuk menentukan apakah pemerintah Assad menggunakan senjata kimia untuk menyerang beberapa wilayah di pinggiran Damaskus.

Di London, Downing Street, kantor Perdana Menteri David Cameron, mengeluarkan pernyataan bahwa Presiden Obama dan Cameron baru saja melakukan pembicaraan telepon. Baik Cameron dan Obama prihatin dengan tanda-tanda serangan zat kimia. 

Keduanya pun yakin, menurut pernyataan itu, bahwa pemerintah Suriah yang menyerang dengan senjata kimia kepada rakyatnya sendiri. Penggunaan senjata kimia, menurut keduanya pantas mendapat tanggapan serius dari masyarakat internasional.

Sementara itu, Perdana Menteri Prancis, Francis Hollande, menyatakan berdasarkan bukti yang ditemukan di lapangan, diyakini bahwa dalang serangan senjata kimia itu adalah rezim Bashar al Assad.

Berdasarkan data Lembaga kemanusian Doctor without borders yang berasal dari Prancis, yang berkunjung ke tiga rumah sakit, dilaporkan 3.600 pasien mengalami gejala neurotoksik.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement