Sabtu 21 Dec 2013 15:14 WIB

Oposisi Thailand Bertemu Bahas Boikot Pemilu

Demonstran antipemerintah melambaikan bendera Thailand, menuntut PM Yingluck Shinawatra mundur dari jabatannya.
Foto: AP PHOTO
Demonstran antipemerintah melambaikan bendera Thailand, menuntut PM Yingluck Shinawatra mundur dari jabatannya.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Oposisi Thailand bertemu Sabtu untuk mempertimbangkan boikot pemilihan mendatang yang diselenggarakan di negara yang dilanda krisis politik itu sementara para pemerotes menyiapkan pawai-pawai yang bertujuan menggulingkan pemerintah.

Partai Demokrat yang beroposisi, yang para anggota parlemennya mengundurkan diri secara massal untuk bergabung dengan demonstran, dijadwalkan mengadakan pembicaraan apakah akan berpartisipasi dalam pemilihan 2 Februari yang diajukan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra.

Unjuk-unjuk rasa berlangsung selama beberapa pekan di jalan-jalan Bangkok. Para pemerotes menyerbu gedung-gedung pemerintah dan berkumpul dalam jumlah ribuan.

Protes-protes menyerukan demokrasi ditangguhkan dan ingin mendepak Yingluck dan pengaruh kakaknya Thaksin -- mantan perdana menteri yang digulingkan. Thaksin memperoleh dukungan dari kaum miskin di selatan Thailand, kelas menengah Bangkok dan elit.

Para pengamat mengatakan pemilihan menimbulkan dilema bagi kelompok Demokrat -- partai tertua di Thailand yang belum pernah menang dalam pemilihan dengan suara mayoritas selama dua dekade terakhir.

Kalau memboikot pemilihan, partai itu terancam tidak ikut dalam proses politik, sementara keputusan ikut pemilihan akan tak sejalan dengan para pemerotes yang bertekad akan menggagalkan pemungutan suara itu.

Sebanyak 200 anggota partai mulai pertemuan Sabtu siang, kata Ongart Klampaiboon, wakil pemimpin oposisi, dan menambahkan bahwa dia tak yakin berapa lama pembicaraan akan berlangsung membahas hal tersebut.

"Saya pikir pertemuan akan memakan waktu tapi saya tidak tahu berapa lama. Kami akan membuat keputusan," kata dia kepada kantort berita AFP.

Menurut dia, para anggota partai tampak 50:50 mengenai soal apakah akan mengikuti pemilihan itu.

Demokrat pada Senin mengirim sepucuk surat kepada partai-partai lain meminta penundaan pemilihan karena protes-protes sedang berlangsung, kata Ongart.Tapi partai berkuasa Puea Thai, yang diperkirakan menang dalam pemilihan, menolak permintaan itu.

Pendaftaran partai yang akan mengikuti pemilihan mulai Senin dan berlangsung hingga 27 Desember.

Boikot oleh partai Demokrat pada 2006 menimbulkan suasana politik tak menentu yang mendorong kudeta militer menggulingkan Thaksin.

Pertemuan oposisi berlangsung sehari menjelang pawai besar yang direncanakan para pengunjuk rasa pimpinan Suthep Thaugsuban, mantan anggota parlemen dari Partai Demokrat.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement