Sabtu 28 Dec 2013 16:58 WIB

Seorang Pria Tembak Pawai Oposisi Thailand, Seorang Tewas

An Anti-government protester falls as he is hit by water cannon by police in Bangkok, Thailand, Monday, Dec 2, 2013.
Foto: AP/Vincent Thian
An Anti-government protester falls as he is hit by water cannon by police in Bangkok, Thailand, Monday, Dec 2, 2013.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Seorang pria melepaskan tembakan ke arah pawai oposisi di Thailand pada Sabtu dalam serangan mematikan yang menaikkan ketegangan di negara berbentuk kerajaan itu yang terpecah secara politik.

Penembakan itu, yang membunuh satu pengunjuk rasa dan melukai beberapa orang lainnya, menyusul protes-protes massal di jalan-jalan Bangkok, ibu kota Thailand, selama beberapa pekan untuk menggulingkan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra dan menghalangi dominasi politik keluarganya yang miliuner.

Yingluck telah menyerukan pemilihan pada Februari 2014 dengan harapan kebijakannya itu dapat mengakhiri unjuk-unjuk rasa, yang menarik puluhan ribu orang. Mereka mendesak Yingluck mengundurkan diri.

Namun pengunjuk rasa telah bertekad menghalangi pemungutan suara 2 Februari, dengan menyatakan pemilu hanya akan mengembalikan kelompok Shinawatra naik ke tampuk kekuasaan.

Para pengunjuk rasa anti pemerintah mengepung sejumlah tempat-tempat pendaftaran calon dari partai-partai politik wilayah bagian selatan Thailand yang didominasi oposisi.

Aksi tersebut memaksa para pejabat untuk menangguhkan proses di beberapa provinsi, kata Sekretaris Jenderal Komis Pemilihan Puchong Nutrawong kepada kantor berita Prancis AFP.

Thailand telah dilanda kekerasan politik sejak kakak Yingluck, Thaksin Shinawatra digulingkan oleh para jenderal dalam kudeta tujuh tahun lalu.

Para pemerotes, campuran orang-orang dari selatan Thailand, kelas menengah dan elit kota, menuduh taipan yang berubah jadi politisi itu melakukan korupsi dan mengatakan Thaksin mengendalikan pemerintahan adiknya dari tempat pengasingan di Dubai.

Mereka menginginkan satu "dewan rakyat" memerintah negerir itu untuk mengawasi reformasi -- seperti diakhirnya pembelian suara -- sebelum pemilihan baru diadakan setahun sampai 18 bulan mendatang.

Pemerintahan Yingluck masih menikmati dukungan kuat di setengah wilayah bagian utara Thailand dan diperkirakan akan menang dalam pemilihan kalau jadi dilaksanakan.

Penembakan menjelang fajar oleh sedikitnya satu pria tak dikenal menyasara sekelompok pengunjuk rasa yang berkemah dekat Wisma Pemerintah, kata polisi.

Belum jelas siapa yang memelepaskan tembakan-tembakan tetapi para provokator bersenjata mempunyai sejarah berusaha menambah ketegangan di negara itu, dengan masiang-masing pihak biasanya saling menyalahkan.

Komisi Pemilihan pada Kamis mendesak pemerintah untuk menunda pemungutan suara Februari setelah para pengunjuk rasa memaksa masuk satu tempat pendaftaran di Bangkok, memicu bentrokan-bentrokan yang menyebabkan seorang personel polisi dan seorang demonstran tertembak oleh pria-pria tak dikenal.

Tapi pemerintah menolak seruan itu Dengan mengatakan penundaan hanya akan menambah kekerasan terjadi lagi.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement