Selasa 19 Aug 2014 04:10 WIB

Polisi Tembak Pemuda Kulit Hitam, Warga Marah

Rep: C91/ Red: Erik Purnama Putra
Para pendemo memprotes tindakan kepolisian menembah Michael Brown.
Foto: abc7chicago.com
Para pendemo memprotes tindakan kepolisian menembah Michael Brown.

REPUBLIKA.CO.ID, FERGUSON -- Polisi menembakkan gas air mata ke demonstran yang mengacuhkan jam malam, yang diterapkan di Kota Ferguson, negara bagian Missouri, Amerika Serikat. Sebelumnya polisi menembak pemuda kulit hitam yang tak bersenjata.

Pemerintah setempat, memang sudah memberlakukan jam malam, dimulai tengah malam sampai pukul lima pagi. Kapten Polisi Ron Johnson, mengatakan, pihaknya tak mempunyai pilihan lain, kecuali menghentikan tindakan mereka. Ia juga mengungkapkan, para pengunjuk rasa lebih dahulu melempari bom molotov ke aparat.

Sejak polisi menembak mati pemuda kulit hitam, Michael Brown, kawasan St Louis menjadi lebih tegang belakangan ini. Jaksa Agung Eric Holder, meminta pemeriksaan penyebab kematian Brown dilakukan segera.

Pada otopsi awal yang dilakukan di hari penembakan, hanya menyatakan, pemuda itu ditembak. Hanya saja tak disebutkan berapa kali, ia ditembak. Kemudian, mayat pria 18 tahun itu, dibawa ke Missouri, untuk diotopsi lebih lanjut, sesuai keinginan keluarga.

Dokter Michael Baden, yang mengotopsi mayat Brown, mengungkapkan, ia ditembak empat kali di lengan kanan, dan dua kali di kepala. Ahli forensik patologis itu menjelaskan, pemuda tersebut tak ditembak dari jarak dekat, karena tak ada sisa bubuk amunisi di tubuhnya.

Dikutip BBC pada Selasa (18/8), kabarnya Brown ditembak oleh seorang polisi kulit putih bernama Darren Wilson. Penembakan terjadi setelah polisi menerima laporan mengenai perampokan di toko pada 9 Agustus pukul 11.51 siang, waktu setempat. Laporan itu datang dari warga yang menelpon 911.

Tak lama kemudian, pada pukul 12.00 Wilson datang ke stasiun pengisian bahan bakar, sebab dilaporkan pelaku terlihat di sana. Satu menit berikutnya, Wilson melepaskan tembakan ke arah Brown, yang tak membawa senjata.

Hanya saja, pada konferensi pers kedua, Kepala Kepolisian Ferguson Thomas Jackson, menjelaskan, saat itu Brown dicegat di jalan, karena mengganggu lalu lintas, dan tak terlibat perampokan. "Brown sedang berjalan di tengah jalan, sehingga menghambat lalu lintas," katanya.

Warga Ferguson marah terhadap tindakan brutal polisi yang menembak orang tak bersenjata, terlebih penembakan dilakukan oleh seorang polisi kulit putih atas pemuda kulit hitam. Fakta tersebut menyebabkan sentimen rasial yang semakin panas

Tak sanggup mengatasi kemarahan warga meski jam malam sudah diberlakukan. Gubernur Missouri Jay Nixon meminta bantu Garda Nasional untuk mengembalikan ketertiban di daerahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement