Ahad 07 Dec 2014 17:27 WIB

Sengketa Politik, Turki-Yunani Sepakat Tingkatkan Hubungan Ekonomi

Masyarakat Yunani terpukul dengan krisis ekonomi yang dialami negaranya. Pengangguran meningkat, sementara daya beli menurun.
Foto: AP
Masyarakat Yunani terpukul dengan krisis ekonomi yang dialami negaranya. Pengangguran meningkat, sementara daya beli menurun.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki dan Yunani pada Sabtu (6/12) mengakhiri konferensi ketiga antar-pemerintah di Ibu Kota Yunani, Athena, dengan pusat perhatian khusus pada peningkatan hubungan ekonomi.

"Kami bertekad untuk membuat era baru (dalam hubungan) demi keuntungan rakyat kedua negara," kata Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu dalam satu taklimat yang ia selenggarakan bersama dengan Perdana Yunani Menteri Antonis Samaras setelah pertemuan tersebut, dilansir dari Xinhua, Ahad (7/12).

Ia memuji hubungan kedua negeri itu di bidang perdangan, bea-cukai, pariwisata, transportasi dan energi.

"Dalam analisis terakhir, kami adalah gerbang menuju Asia buat Yunani dan Yunani adalah gerbang kami menuju Eropa," kata Davutoglu.

Turki dan Yunani telah mampu mengembangkan hubungan perdagangan meskipun masih ada masalah politik di Laut Aegea, tempat sengketa mengenai wilayah udara dan perairan wilayah masih belum dapat diselesaikan.

Volume dagang antara Turki dan Yunani telah naik sebanyak 14 persen pada 2013 hingga mencapai 5,6 miliar dolar AS dari 4,9 miliar dolar pada tahun sebelumnya. Selama 10 bulan pertama tahun ini, volume perdagangan hanya naik sedikit sebanyak dua persen, demikian data dari Pemerintan Turki.

Komunikasi akhir yang dikeluarkan setelah pertemuan tingkat tinggi tersebut menunjukkan bahwa kedua pihak mengatakan mereka bersedia bekerjasama lebih lanjut dalam bidang pipa saluran gas alam dan hubungan pembangkit listrik.

Pertemuan tingkat tinggi terakhir diselenggarakan pada Maret tahun lalu, ketika Yunani dan Turki menandatangani beberapa kesepakatan untuk menambah momentum baru pada hubungan mereka.

Kunjungan Perdana Menteri Davutoglu ke Yunani dilakukan pada puncak sengketa gas di Bagian Timur Laut Tengah. Dimana tempat warga Siprus Yunani terlibat pertikaian dengan masyarakat Siprus Turki di Siprus, yang terpecah, mengenai hak di Zona Ekonomi Eksklusif.

Ketegangan meningkat di Bagian Timur Laut Tengah ketika Pemerintah Siprus memutuskan untuk melanjutkan eksplorasi lepas pantai sumber daya gas tanpa menunggu hasil pembicaraan perdamaian yang diperantarai PBB antara Yunani dan Turki di pulau itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement