Jumat 13 Feb 2015 00:59 WIB
Penembakan Muslim Amerika

Keluarga Terus Meratapi Kematian Korban Chapel Hill

Rep: C13/ Red: Ilham
Sekelompok orang menyalakan lilini di dekat kondominium Universitas North Carolina, Chapel Hill, AS, Rabu (11/2) untuk menghormati tiga Muslim korban penembakan.
Foto: AP Photo/The News & Observer, Al Drago
Sekelompok orang menyalakan lilini di dekat kondominium Universitas North Carolina, Chapel Hill, AS, Rabu (11/2) untuk menghormati tiga Muslim korban penembakan.

REPUBLIKA.CO.ID, CHAPEL HILL -- Kakak korban Chapel Hill Deah Shaddy Barakat, Suzanne Barakat terus meratapi kematian saudaranya itu. Dia tidak bisa menahan air mata saat ia berdiri untuk berkabung atas kematian keluarganya itu.

"Enam minggu yang lalu, aku menangis bahagia saat pernikahan adik saya," kata Suzanne saat jumpa pers seperti yang dikutip laman islamonline, Jumat (13/2).

Namun, Suzanne mengungkapkan, pada hari itu dia harus  menangis karena rasa sakit yang tak terbayangkan. Dalam hal ini, kesedihan yang dirasakannya karena pembunuhan yang terjadi terhadap adik dan istrinya, serta sahabatnya.

Suzanne menjelaskan, adik dan pasangannya itu sangat serasi dan harmonis. Keduanya dikenal kreatif, murah hati, dan teman yang setia.

Menurut Suzanne, ketiga korban sekaligus keluargan itu merupakan orang yang disukai dari komunitas mereka. Sehingga, mereka selalu meninggalkan kesan abadi pada orang-orang di sekitar mereka.

Suzanne mengaku masih dalam keadaan terkejut atas perisitiwa ini. Menurutnya,  dia tidak akan pernah bisa memahami tragedi mengerikan ini.

Sebelumnya, tiga mahasiswa muslim ditembak mati di dekat Univeritas North Carolina di Chapel Hill. Motif penembakan tersebut sampai detik ini belum diketahui secara pasti.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement