Jumat 27 Mar 2015 10:49 WIB

Jatuh karena Ulah Co-Pilot, Penerbangan Dunia Buat Aturan Baru

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Bilal Ramadhan
Petugas kepolisian Jerman berdiri di luar rumah orang tua kopilot Germanwings, Andreas Lubitz di Montabaur.
Foto: Reuters
Petugas kepolisian Jerman berdiri di luar rumah orang tua kopilot Germanwings, Andreas Lubitz di Montabaur.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN-- Maskapai penerbangan bergegas mengubah aturan mereka terkait insiden jatuhnya Germanwings awal pekan ini. Mereka membuat aturan agar dua pilot tetap berada di dalam kokpit setiap saat.

Maskapai Norwegian Air Shuttle, Britain's easyJet, Air Canada, Air New Zealand and Air Berlin mengaku telah memperkenalkan aturan baru tersebut. Amerika Serikat bahkan sudah menetapkan hal tersebut. Mereka menaruh dua kru penerbangan, yakni kapten dan co-pilot di kabin setiap saat.

Kanada juga akan segera memberlakukan aturan tersebut pada semua penerbangan. Sedangkan, maskapai yang telah menerapkan aturan itu diminta untuk tetap mempertahankannya, termasuk Ryanair. Dengan segera, maskapai di negara itu mencoba meyakinkan para pelanggannya.

Tapi, banyak juga negara lain yang tidak menerapkan aturan tersebut. Mereka memungkinkan pilot untuk meninggalkan dek penerbangan untuk sekedar ke kamar kecil, selama satu pilot lainnya dapat memegang kendali.

Hal ini lah yang membuat jaksa Prancis menduga terjadi pada penerbangan Germanwings, Selasa (24/3) waktu setempat. Mereka mengatakan, co-pilot Andreas Lubitz (27 tahun) mengunci kapten di luar kokpit dan tampaknya telah mengatur kendali untuk menabrak gunung. Insiden itu menewaskan 150 orang di dalamnya.

Di antara perusahaan yang tidak mengumumkan perubahan aturan kebijakannya adalah Germanwings, anak perusahaan dari Lufthansa. CEO Lufthansa, Carsten Spohr menganggap bila hal itu tidak perlu. "Saya tidak melihat kebutuhan untuk mengubah prosedur kami di sini," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement