Rabu 30 Sep 2015 00:05 WIB

Koalisi Serang Pesta Pernikahan di Yaman, 130 Orang Tewas

Rep: RR Laeny Sulistyawati/ Red: Bilal Ramadhan
Koalisi Arab Saudi terus menggempur Sanaa, Yaman dari udara menyusul tewasnya puluhan tentara oleh kelompok Houthi, Ahad (6/9).
Foto: press tv
Koalisi Arab Saudi terus menggempur Sanaa, Yaman dari udara menyusul tewasnya puluhan tentara oleh kelompok Houthi, Ahad (6/9).

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA – Perserikatan bangsa-bangsa (PBB) dan petugas medis mengatakan, korban tewas serangan udara pada pesta pernikahan di Yaman, Senin (28/9) meningkat menjadi sedikitnya 130 jiwa.

Rudal dilaporkan menghantam dua tenda di sebuah desa dekat pelabuhan Laut Merah Mocha, di mana seorang pria terkait dengan gerakan pemberontak Houthi sedang merayakan pernikahannya. Laporan awal mengatakan, sedikitnya 40 orang tewas dalam insiden itu.

Mayoritas korban tewas adalah perempuan dan anak. Namun, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (UNHCR) mengatakan, 130 orang bahkan lebih dilaporkan telah meninggal. Sebuah sumber medis di sebuah rumah sakit di Maqbana tempat korban dibawa juga mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa jumlah korban tewas meningkat menjadi 131 jiwa.

"Kejadian ini mungkin insiden tunggal paling mematikan sejak awal konflik," kata juru bicara UNHCR Rupert Colville seperti dikutip dari laman BBC, Selasa (29/9).

 

Tapi koalisi yang dipimpin Arab Saudi yang telah mengebom pemberontak selama enam bulan membantah bertanggung jawab atas serangan itu. Juru bicara mengatakan, tidak pernah ada operasi udara yang dilakukan oleh koalisi di Yaman selama tiga hari terakhir.

‘’Serangan ini adalah benar-benar berita palsu,’’ kata juru bicara yang tidak disebutkan namanya.

PBB mengutuk serangan tersebut. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menekankan bahwa tidak ada solusi militer untuk konflik Yaman. Konflik itu hanya membawa penderitaan dan kehancuran. Sekitar 5.000 orang, termasuk 2.355 warga sipil tewas dalam serangan udara dan pertempuran di darat sejak 26 Maret.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement