Ia mengatakan hal yang menakutkan mengetahui bagaimana ia bisa kabur dengan mudah.
"Saya meninggalkan Australia karena kasus saya berlangsung selama sekitar dua sampai tiga tahun dan itu jalan di tempat," ujar Dylan yang kini tinggal di Republik Ceko.
Ia lantas mengutarakan, "Apa yang benar-benar mereka ingin lakukan adalah mengambil kebebasan saya dan menyekap saya ke sebuah ruangan dan saya tak mau menyerahkan hak asasi manusia saya.”
"Cukup menakutkan saya mampu meninggalkan paspor Australia saya karena mereka benar-benar memiliki sistem yang disebut PACE. Itu sistem yang mereka gunakan di Kontrol Perbatasan untuk, pada dasarnya, mencari tahu apakah anda seorang kriminal yang mencoba meninggalkan negara. Biasanya sistem itu akan menandai anda," ujarnya.
Dylan menemukan otoritas di Australia telah memantaunya sejak ia berusia 17 tahun. Dalam satu contoh, seorang perwira AFP (Kepolisian Australia) mencatat kemunculan sang peretas di sebuah konferensi dan 'mengenakan kaus kaki berenda'.
Polisi di Australia Barat menolak permintaan wawancara karena kasus yang menjerat Dylan masih disidangkan di pengadilan.
Mereka juga menolak berkomentar tentang bagaimana seorang remaja yang telah diperintahkan untuk menyerahkan paspornya, berhasil kabur dari Australia dengan begitu mudah.
Ibu Dylan, Anna, sejak saat itu telah ditangkap dan menghadapi tuduhan sendiri karena diduga membantu anaknya meninggalkan negeri kanguru, sebuah tuduhan yang ia bantah.
"Anda tak ingin anak anda pergi, saya tahu apa dampaknya terhadap saya, itu telah menghancurkannya, itu membunuhnya," ujar Anna.
"Ini menyebabkan rasa sakit pada orang tua dan saya tahu ia aman dan itu adalah yang terpenting," tambahnya.