Wilayah selatan Punjab tempat Tashfeen berasal telah lama dikaitkan dengan Sufisme, sebuah aliran mistis Islam yang pengikutnya berdoa dengan lagu dan tarian, mendatangi kuil-kuil, dan mengabdikan diri untuk orang-orang kudus.

Menurut Mohammad Jamil, seorang tetangga ayah Tashfeen, salah satu paman Tashfeen merupakan penyanyi devosi Sufi.

"Kami tidak ingin Muslim melakukan hal-hal itu. Orang-orang pengikut aliran itu harus dihukum, termasuk Tashfeen yang telah mempermalukan Pakistan," kata Jamil.

Hingga kini belum jelas dimana Tashfeen mengalami proses radikalisasi, namun saat ia kembali ke Pakistan pada 2007-2013 untuk mengejar gelar bidang farmakologi di Universitas Bahauddin Zakariya, ia merupakan siswa yang taat beragama dan mengenakan cadar.

"Ia tidak terbuka atau ultramodern namun berpikiran relijius, sopan, dan patuh," ujar Khalid Hussain Janbaz, kepala departemen farmasi universitas itu.

Seorang rekan mahasiswa yang namanya tidak ingin disebutkan mengatakan Tashfeen tinggal di asrama universitas selama dua tahun sebelum pindah ke rumah yang dihuni ibu dan saudara perempuannya.

"Dia sering menonton program TV bertema agama dan menghadiri kuliah agama. Tashfeen tetap berkomunikasi dengan beberapa temannya di Facebook dan mengatakan pada salah seorang teman ia sedang hamil," kata mahasiswa itu.

"Ia lebih suka memakai jilbab atau cadar selama berada di universitas dan dalam seluruh foto dokumen universitas memang dia selalu mengenakan cadar," mahasiswa itu menambahkan.

Baca juga: Salah Ketik Presiden Xi Mundur, Empat Jurnalis Cina Diskors

Ikuti Whatsapp Channel Republika