Ahad 27 Dec 2015 07:30 WIB
Catatan Akhir Tahun Internasional

Catatan Akhir Tahun, Pertaruhan Rusia di Tanah Suriah

Vladimir Putin
Foto:
Presiden Suriah Bashar Al Assad dan Presiden Rusia Vladimir Putin

Apakah perang proxy ini bisa berujung pada pertempuran sesungguhnya?

Segala kemungkinan itu tetap terbuka, meski pun peluangnya kecil. Sumber masalah yang bisa menjadi pemicu perang terbuka yakni ketegangan antara Rusia dan Turki.

Hubungan kedua negara menghangat setelah Ankara menembak jatuh pesawat Moskow di perbatasan Turki-Suriah. Putin marah besar dan mengingatkan Turki bahwa mereka akan mendapatkan balasan.

Rusia memang tidak melakukan balasan operasi militer langsung terhadap Turki. Moskow lebih memilih menjatuhkan sanksi ekonomi. Hanya saja, Negeri Beruang Merah itu mengingatkan, satu insiden serupa terulang maka opsi serangan militer sangat dimungkinkan.

Jika Rusia menyerbu Turki, maka mau tidak mau negara NATO akan terlibat. NATO sebelumnya menegaskan mendukung negara anggotanya Turki terkait konflik dengan Rusia   

Rusia kini telah mengirimkan senjata-senjata terbaiknya ke Suriah. Salah satunya Sistem Misil Pertahanan Udara S-400. Misil ini merupakan pembaruan dari misil S-300. 

S-400 atau disebut NATO dengan nama SA-21 "Growler" memiliki daya jelajah sangat jauh. Misil ini mampu menembak pesawat dari keinggian maksimum 90 ribu kaki. Jarak itu dua kali lipat dari ketinggian terbang pesawat penumpang pada umumnya. Rudal tersebut juga mampu menjelajah hingga wilayah Turki dan Israel.

Alexei Pushkov, kepala Komite Internasional di majelis tinggi Rusia mengatakan, pertunjukan kemampuan milier Rusia dalam operasi melawan ISIS di Suriah telah mengejutkan AS. Selama ini AS dan NATO meyakini bahwa hanya mereka yang bisa menghentikan perang ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement