3. Dinasti Qing Cina (1959)

Perang opium pada abad ke-19, Inggris dan Prancis terlibat konflik dari Perang Opium Kedua. Terutama, Pertempuran Taku Forts di Taku, Cina. Kemudian, Dinasti Qing menyatakan perang terhadap keduanya karena melanggar janji netralitas mereka dengan mengirimkan bantuan militer ke Inggris yang akhirnya menyebabkan konflik. Tidak sampai di sana, AS juga pada akhirnya menerima deklarasi itu.

Semuanya berawal ketika pasukan Inggris mencapai bibir sungai Pei-Tho yang sedang melakukan perjalanan ke Tientsin. Namun, tiba-tiba di sana mereka menemukan blokade yang dilakukan Cina.

Kemudian, Pemerintah Inggris mengirim secara resmi kepada komandan Qing untuk membuka blokade, tapi hal itu diabaikan sehingga Inggris menghancurkan salah satu dari tiga hambatan di sepanjang jalan.

Keesokan harinya, Cina mencoba memperbaiki kerusakan dengan memperbaiki kerusakan blokade. Berbarengan dengan itu, mereka juga menghadapinya dengan kapal perang milik Cina.

Di sana, Inggris mengalami kekalahan karena medan yang tidak memihak pada armadanya. Inggris juga terkesan dengan Cina, tapi tembakan dari tepi menjadi pertahanan mereka karena sudah bertahun-tahun dilatih Eropa.

Waktu itu, kapal uap Amerika Toey Wan mendekati dasar sungai dan menahannya dari luar. Itu pada momen bahwa Commodore Tanttnall yang datang hanya untuk membantu Inggris menyatakan ketidakpercayaannya dengan berucap "darah lebih kental daripada air". Dia juga menekankan hanya datang untuk membantu mengevakuasi korban tewas.

Tentara Tanttnall melihat banyak tentara Inggris yang tewas, tapi persenjataan mereka masih banyak. Pada akhirnya, mereka membantu altileri yang membuat AS menjadi bagian dari pertempuran. Dengan demikian, AS ikut melawan Dinasti Qing yang menyatakan perang.

Ikuti Whatsapp Channel Republika