Rabu 24 Feb 2016 10:16 WIB

Konflik Antar Klan Ancam Kerajaan Saudi

Raja Salman
Foto:
Pangeran Muhammad bin Naif (tengah), berbicara dengan seorang perwira polisi senior saat ia tiba di Riyadh untuk menghadiri pemakaman Kolonel Abdul Jaleel Al-Otaibi.

Tantangan internal ini sungguh berat ketika Raja Salman nanti meninggal. Sebab, Raja baru yang dikenal populer di kalangan penduduk Riyadh ini "mengabaikan" 11 pangeran anak-anak bin Saud yang juga saudaranya. Dan by pass, ia mengangkat pangeran Muhammad bin Nayif (generasi ketiga dan tak memiliki keturunan laki-laki) dan Muhammad bin Salman (anaknya sendiri) sebagai waliyyul 'ahdi (putra mahkota) dan waliyu waliyyul 'ahdi (deputi putra mahkota).

Ancaman paling besar tentu dari klan Muqrin yang "dipecat" dari posisinya sebagai putra mahkota dan "kroni" Raja Abdullah. Tak hanya itu, klan lain yang sangat menonjol, seperti klan Faishal dan klan Sulthan dipreteli kekuasaannya.

Klan Sulthan (anak-anak Sulthan bin Abdul Aziz) dikenal sangat kuat. Bandar bin Sulthan, salah satunya, adalah bekas kepala intelijen negeri itu. Ia pernah dituduh berencana melakukan kudeta oleh Raja Abdullah dan sempat diusir dari Saudi. Khlaid bin Sulthan, saudaranya, juga menjabat kepala intelijen, tapi kemudian dipecat oleh Raja Salman.

Dari jalur klan Faishal juga mengalami hal yang sama. Saud bin Faishal yang menjabat menlu sekitar 40 tahun juga disingkirkan. Dan, gantinya bukan dari klan itu, tetapi dari jalur nonkeluarga. Ini sungguh mengejutkan dalam tradisi kerajaan itu. Belum lagi, anak-anak Raja Abdullah beserta "kroninya" yang juga dipreteli kekuasaannya oleh Raja Salman.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement