"Saya ditahan oleh Otoritas Palestina selama kurang lebih 70 hari dan selama itu saya mengalami penyiksaan fisik dan mental," ujar Awawdeh, dilansir Maan News.
Ia juga menceritakan pengalamannya saat berada di sel isolasi selama 40 hari. Saat itu, ia juga diinterogasi yang tak ada habisnya. Hingga kemudian, Awawdeh dipindahkan ke ruang tahanan yang jauh lebih menyiksa karena berbentuk ditempatkan di ruangan yang sangat kecil, dengan lebar hanya sekitar 90 cm dan panjang 2 meter.
"Saya merasa saat itu seperti berada dalam kulkas, karena selain sempit, saya dan tahanan lain juga hanya menggunakan pakaian yang sangat tipis dan degan udara dingin, tanpa toilet," jelas Awawdeh.
Menanggapi laporan ini, juru bicara keamanan Otoritas Palestina, Adnan Dmeiri mengatakan tidak pernah tahu adanya kasus tersebut. Ia mengatakan tak pernah menemukan adanya tahanan negaranya yang disiksa dan kemudian diserahkan pada Israel.
Meski demikian, laporan-laporan yang berhasil dikumpulkan B'Tselem dan Hamoked menunjukkan adanya penyiksaan yang tersistematis dilakukan oleh pihak-pihak keamanan Israel. Hal ini juga diyakini telah difasilitasi oleh orang-orang berwenang, termasuk pemerintah Israel.