Rabu 16 Mar 2016 16:35 WIB

Kesaksian Sri Rahayu Soal Kekejaman ISIS di Raqqa

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
This image posted by the Raqqa Media Center, a Syrian opposition group, shows a fighter from the Islamic State group inspecting a military truck in Raqqa, Syria, Thursday, Aug. 7, 2014.
Foto:

Majikan Sri Rahayu bukan simpatisan ISIS, melainkan penduduk asli Raqqa yang terjebak di sana karena usia senja. Selama tinggal dan bekerja di  Kota Raqqa yang dikendalikan ISIS, TKI asal Sumbawa ini menyaksikan secara langsung peristiwa di mana ISIS memasuki Kota Raqqa.

Sri Rahayu mengaku mendengar orang-orang berlarian sambil berteriak ketakutan bahwa ISIS memasuki Kota Raqqa dan merebut gudang senjata milik Batalion 17 Tentara Suriah. Sejak saat itu, ISIS menguasai kota dan bendera hitam menjadi pemandangan lazim di Kota Raqqa.

Selama tinggal di bawah kontrol ISIS, Sri Rahayu selalu mengenakan pakaian hitam dengan cadar menutup rapat wajahnya ketika keluar rumah atau sekadar membersihkan halaman agar tidak diketahui berasal dari Indonesia.

Suatu hari, ketika TKW yang pernah bekerja di Arab Saudi selama 20 tahun ini berbelanja di Pasar Raqqa, ia melihat kepala-kepala manusia dijejerkan di pinggir jalan setelah dipenggal. Sri Rahayu membatalkan belanja dan lari pulang ketakutan ke rumah majikan. Dari bahasa dan logat bicaranya, Sri Rahayu mengenali banyak tentara ISIS di Kota Raqqa berasal dari Arab Saudi, Tunisia, India, dan beberapa orang kulit putih, tetapi tidak pernah bertemu dengan orang Indonesia.

Di hari lain, Sri Rahayu disuruh majikannya membeli rokok secara sembunyi-sembunyi. Ia tahu ISIS mengharamkan rokok dan akan menghukum keras para perokok. Sebelum tiba di tempat penjual rokok, ia keburu dicegat tentara ISIS dan ditanya akan ke mana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement