"Saya akan membeli sesuatu ke pasar," jawab Sri Rahayu.
Tentara ISIS tersebut lantas memerintahkan ia untuk kembali ke rumah karena tidak didampingi lelaki muhrimnya. "Untung rokok belum di tangan," Sri Rahayu bersyukur.
Sejak Raqqa dikuasai ISIS, kebutuhan bahan pokok menjadi sangat sulit. Pada Ramadhan 2014, ia bercerita harus mengantre membeli roti hingga terpaksa menginap di pabrik hanya untuk mendapatkan roti.
Meskipun tinggal di Kota Raqqa, Sri Rahayu tidak bekerja bagi simpatisan ISIS. Setelah KBRI Damaskus melakukan screening berkali-kali kepada Sri Rahayu, tidak ada indikasi sama sekali TKW kelahiran 1976 ini bersimpati pada ISIS.
Bahkan, ia mengaku membenci ISIS karena melihat sendiri perilaku kejam mereka di Raqqa.
"Selayaknya para TKW lainnya, Sri Rahayu hanya peduli tentang gaji dan pulang. Hal ini sekaligus juga menolak asumsi beberapa pihak di Tanah Air bahwa banyak TKI di Suriah banyak yang condong pemikirannya ke ISIS," ujar Pejabat Konsuler sekaligus Penerangan Sosbud KBRI Damaskus AM Sidqi.
Saat ini, Sri Rahayu berada aman di shelter KBRI Damaskus bersama puluhan TKI lainnya yang sedang dipersiapkan kepulangannya.