Senin 28 Mar 2016 14:55 WIB

Tragedi Lahore, Pemerintah Pakistan Umumkan Tiga Hari Berkabung

Rep: RR Laeny Sulistyawati/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas berkerumun di lokasi ledakan di sebuah taman di Lahore, Pakistan, Senin (28/3).
Foto: Reuters
Petugas berkerumun di lokasi ledakan di sebuah taman di Lahore, Pakistan, Senin (28/3).

REPUBLIKA.CO.ID, LAHORE -- Pemerintah Pakistan telah mengumumkan tiga hari berkabung menyusul serangan bunuh diri yang terjadi di taman di Lahore, Pakistan. Serangan menewaskan sedikitnya 70 jiwa, Ahad (27/3).

Ledakan bom bunuh diri menghantam Gerbang Utama Taman Gulshan-e-Iqbal. Saat itu masyakat Kristen sedang merayakan paskah. Ledakan itu membuat pemerintah setempat menyatakan berkabung selama tiga hari.

Presiden Pakistan Mamnoon Hussain mengutuk serangan itu. Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif menyatakan kesedihannya atas kematian dari kehidupan yang tidak bersalah. Dia juga telah menunda perjalanan yang dijadwalkan ke Inggris.

Kepala polisi Pakistan, Haider Ashraf mengatakan taman telah menjadi sasaran empuk bagi para militan, Namun, tidak ada peringatan khusus dikeluarkan sebelumnya. Kepala menteri Punjab Pakistan Shebaz Sharif juga menyayangkan kejadian tersebut.

‘’Kata-kata ini tidak dapat menggambarkan penderitaan kita melihat darah anak-anak kita tumpah oleh pengecut," ujarnya dalam akun Twitter seperti dikutip laman BBC, Senin (28/3).

Dia mengatakan, mereka yang menargetkan warga sipil tidak layak disebut manusia.   Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon menyebut serangan itu mengerikan dan mengatakan pelaku harus dibawa dengan cepat ke pengadilan.

Sebuah kelompok sempalan Taliban, Jamaat-ul-Ahrar mengklaim melakukan serangan bunuh diri tersebut.

Baca juga, Taliban Klaim Melakukan Serangan di Lahore.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement